Jakarta, CNN Indonesia -- Pihak penyelenggara unjuk rasa di
Jalur Gaza membatalkan aksi yang rencananya digelar di perbatasan dengan
Israel pada Jumat (17/5).
Melalui sebuah pernyataan, pihak penyelenggara menyatakan pembatalan ini sengaja dilakukan karena mereka sudah mengadakan demonstrasi besar-besaran pada peringatan Hari Nakba, atau terbentuknya negara Israel, Rabu lalu.
"Hari ini tidak ada aktivitas di 'kamp kepulangan' di timur Jalur Gaza karena ketinggian suhu dan demi memberikan waktu istirahat bagi warga yang sudah menggelar protes dua hari lalu," demikian pernyataan penyelenggara yang dikutip
AFP.
Dengan pembatalan ini, para demonstran Jalur Gaza memutus rutinitas mereka. Sejak Maret 2018, mereka menggelar aksi setiap Jumat siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam demonstrasi rutin itu, warga Palestina menuntut kembali ke tanah mereka yang sampai saat ini masih diduduki Israel.
[Gambas:Video CNN]Aksi ini biasanya berujung ricuh dengan aksi saling serang antara aparat keamanan Israel dan demonstran Palestina.
Militer Israel melaporkan bahwa pengunjuk rasa kerap berupaya menerobos perbatasan sambil membawa bahan peledak.
Mereka pun tak ragu melepaskan tembakan ke arah demonstran tersebut. Sejak situasi memanas tahun lalu, setidaknya 293 warga Palestina tewas di Jalur Gaza.
(has)