Halau Iran, AS Kirim 1.000 Tentara Tambahan ke Timur Tengah

CNN Indonesia
Selasa, 18 Jun 2019 07:34 WIB
Amerika Serikat memastikan akan mengirimkan 1.000 tentara tambahan ke Timur Tengah di tengah peningkatan ketegangan dengan Iran.
Ilustrasi tentara AS. (U.S. Marine Corps/Lance Cpl. Rhita Daniel/Handout via Reuters)
Jakarta, CNN Indonesia -- Amerika Serikat memastikan akan mengirimkan 1.000 tentara tambahan ke Timur Tengah di tengah peningkatan ketegangan dengan Iran.

Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan AS, Patrick Shanahan, mengatakan bahwa personel tambahan ini dikerahkan "untuk tujuan pertahanan dari ancaman di udara, laut, dan darat di Timur Tengah."

"Serangan Iran belakangan ini menghasilkan intelijen kredibel yang kami terima terkait sikap pasukan Iran dan kelompok proksi mereka yang mengancam personel dan kepentingan AS di kawasan," ujar Shanahan seperti dilansir AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Belakangan ini, AS memang terus menyalahkan Iran atas serangan ke dua kapal tanker yang terbakar di Teluk Oman.
Meski demikian, Shanahan memastikan bahwa pengerahan pasukan tambahan ini bukan berarti AS ingin berperang dengan Iran.

"AS tidak ingin konflik dengan Iran. [Pengerahan ini] untuk memastikan keamanan personel militer kami yang bekerja di kawasan dan menjaga kepentingan nasional kami," katanya.

Peningkatan ketegangan Iran dan AS sendiri bermula dari ancaman Presiden Hassan Rouhani yang menyebut bakal melanjutkan pengayaan uranium, salah satu poin penting dalam kesepakatan nuklir.
Rouhani mengancam akan melanjutkan pengayaan uranium jika negara Eropa yang tergabung dalam perjanjian nuklir 2015 atau JCPOA itu tidak membela Teheran dari sanksi AS.

Perjanjian yang digagas di era Barack Obama itu menyepakati bahwa negara Barat akan mencabut serangkaian sanksi terhadap Teheran. 

Sebagai timbal balik, Iran harus menyetop segala bentuk pengembangan senjata rudal dan nuklirnya, termasuk pengayaan uranium.

[Gambas:Video CNN]

Namun, di bawah komando Presiden Donald Trump, AS menarik diri secara sepihak dari perjanjian nuklir itu pada Mei 2018 lalu dan kembali menerapkan sanksi atas Iran.

Sejak ultimatum Rouhani tersebut, AS dan Iran terus saling lontar ancaman. Presiden Donald Trump bahkan mengerahkan kapal induk dan sejumlah pesawat pengebom ke Timur Tengah. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER