Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat (AS)
Donald Trump memperingatkan bawah pihaknya akan meningkatkan
sanksi kepada
Iran karena dianggap melanggar kesepakatan terkait pengayaan nuklir.
Trump juga menuduh Iran diam-diam memperkaya uranium sejak waktu yang lama, tetapi tak memberikan bukti. Sementara Iran menegaskan bahwa setelah pertemuan 35 negara di Wina, mereka tak menyembunyikan apa pun.
Tim pengawas dari PBB sejauh ini belum menemukan pengayaan terselubung yang dilakukan Iran sejak perjanjian nuklir pada 2015 diteken Iran dengan sejumlah negara berkuasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AS menggunakan sesi
Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional untuk menuduh Iran melakukan pemerasan setelah beringsut melewati batas kesepakatan pada tingkat pengayaan selama seminggu terakhir.
Namun, AS masih menawarkan untuk mengadakan pembicaraan dengan Teheran.
Iran diketahui memiliki situs pengayaan terselubung jauh sebelum kesepakatan terkait nuklir. Perjanjian nuklir pada 2015 memberlakukan pengawasan nuklir.
Kesepakatan itu membatasi pengayaan nuklir oleh Iran. Hingga kini belum jelas, apakah komentar Trump merujuk pada aktivitas sebelumnya atau membuat dugaan baru.
Duta besar Iran untuk International Atomic Energy Agency (IAEA) Kazim Gharib Abadi
mengatakan semua kegiatan nuklir Teheran sedang diteliti oleh inspektur IAEA menyusul tuduhan Trump.
"Kami tidak menyembunyikan apa pun," katanya setelah pertemuan IAEA berakhir tanpa tindakan apa pun terhadap Iran.
Tuduhan Trump tentang pengayaan terselubung disambut dengan cemoohan oleh para diplomat yang mengikuti IAEA.
(reuters/agi)