Jakarta, CNN Indonesia -- Peristiwa
bom bunuh diri kembali terjadi di
Afghanistan. Kali ini pelakunya diduga adalah seorang remaja berusia 13 tahun.
Seperti dilansir
Associated Press, Jumat (12/7), serangan itu terjadi di Distrik Pachirwa Agham, Provinsi Nangarhar.
Menurut keterangan perwira kepolisian setempat, Fayz Mohammad Babarkhil, serangan bom terjadi di acara pernikahan seorang komandan milisi pro pemerintah Afghanistan, Malik Toor.
Saksi melihat seorang anak masuk ke lokasi resepsi dan seketika terjadi ledakan. Peristiwa itu menewaskan lima orang dan melukai sebelas lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai saat ini belum ada kelompok yang bertanggung jawab terkait insiden maut itu. Baik Taliban maupun kelompok Negara Islam (ISIS) Afghanistan.
Meski demikian, daerah itu menjadi salah satu basis Taliban dan ISIS Afghanistan. Malah ISIS Afghanistan memang mempunyai markas di Nangarhar.
Kelompok Taliban serta sejumlah tokoh Afghanistan dan Amerika Serikat awal pekan ini kembali mengadakan perundingan damai di Qatar. Mereka menyatakan berjanji akan menjamin hak-hak perempuan asal sesuai syariat Islam.
Perundingan damai Taliban dan Amerika Serikat pun kembali dilanjutkan. Mereka bakal bernegosiasi terkait dengan solusi politik untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung selama 18 tahun.
Amerika Serikat menyerbu Afghanistan pada 2001, tidak lama setelah peristiwa serangan gedung World Trade Center pada 9 September 2001. Mereka menuduh Taliban menampung kelompok Al Qaidah yang saat itu dipimpin Osama bin Laden untuk merancang serangan ke AS.
[Gambas:Video CNN]AS lantas menggandeng Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk menggempur Taliban. Pemerintahan Taliban tumbang dan mereka menyingkir ke kawasan pegunungan.
Meski demikian, perlawanan Taliban terhadap AS tidak mengendur. Perlahan mereka memperluas wilayah kekuasaan dan pengaruh.
Presiden Donald Trump memutuskan bakal menarik pasukan dari Afghanistan tahun ini. Dia beralasan perang itu sudah tidak masuk akal karena menyedot anggaran cukup besar dan menewaskan ribuan prajurit AS.
(ayp/ayp)