Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah ledakan terjadi di Kota
Christchurch,
Selandia Baru pada Jumat (19/7). Sebanyak enam orang terluka dan sebuah rumah terbakar dalam kejadian itu.
Menurut keterangan Dinas Pemadam Kebakaran Christchurch, insiden itu terjadi diduga karena kebocoran gas. Mereka mengerahkan empat truk pemadam dan tim lengkap dengan penyelidik ke lokasi kejadian.
Seperti dilansir
Reuters, ledakan itu terjadi di daerah pemukiman Northwood. Menurut saksi, ledakan itu membuat sejumlah bangunan di sekitarnya berguncang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan rumah-rumah terdekat juga mengalami kerusakan.
"Lima rumah terdampak ledakan itu. Serpihan akibat ledakan juga merusak 17 bangunan.
Sejumlah penduduk menduga ledakan itu disebabkan oleh bom. Sebab, pada Maret lalu kota ini dikejutkan dengan aksi teror penembakan di dua masjid.
Akibat perbuatan itu 51 orang meninggal, termasuk warga Indonesia. Sedangkan sejumlah orang lainnya mengalami luka-luka.
Pelaku teror, Brenton Harrison Tarrant, kini sedang menjalani persidangan atas perbuatannya. Dia mengaku tidak bersalah atas 92 dakwaan terhadap dirinya terkait penyerangan di Christchurch, termasuk soal dakwaan terorisme.
Usai insiden teror penembakan, pemerintah Selandia Baru yang dipimpin Perdana Menteri Jacinda Ardern mengubah undang-undang kepemilikan senjata pada April lalu.
Sesuai dengan UU tersebut, pemerintah melarang peredaran dan penggunaan senjata semi-otomatis seperti yang digunakan Tarrant, kemudian melarang peredaran alat-alat untuk mengubah senjata api menjadi semi-otomatis, majalah yang berisi informasi tentang senjata, serta beberapa jenis senapan lainnya.
Pemerintah setempat juga telah mengalokasikan sekitar US$139 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun guna menarik senjata api semi otomatis dengan cara membeli dari para penduduk.
Hingga pekan lalu, polisi berhasil menarik 224 senjata api milik warga. Sekitar 22 kegiatan sejenis juga akan dilakukan pekan ini.
[Gambas:Video CNN]Menurut laporan Small Arms Survey, Selandia Baru berada di urutan 17 dunia dalam hal kepemilikan senjata oleh penduduk sipil. Dari total lima juta penduduk, sekitar 1,5 juta warga Selandia Baru menyimpan senjata api di rumahnya.
(ayp)