Jakarta, CNN Indonesia --
Amerika Serikat membentuk koalisi baru untuk membendung ancaman
Iran setelah serangan pesawat nirawak atau drone di kilang minyak terbesar milik
Arab Saudi pada akhir pekan lalu.
"Kami di sini untuk membentuk koalisi yang bertujuan untuk mencapai damai dan resolusi perdamaian. Itu adalah misi saya, yang tentu diinginkan Presiden [Donald] Trump dan saya harap Iran juga melihatnya demikian," ujar Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.
Pompeo tak menjabarkan lebih lanjut koalisi yang ia maksud. Namun, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Inggris, dan Bahrain sudah menyatakan bakal ikut dalam koalisi tersebut.
Meski demikian, sejumlah negara seperti Irak dan beberapa anggota Uni Eropa enggan mengikuti koalisi gagasan AS karena khawatir dapat meningkatkan ketegangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pompeo sendiri menyatakan bahwa koalisi ini hanya bentuk diplomasi. Namun, Menlu Iran, Javad Zarif, mengatakan bahwa Iran "tidak akan berkedip" dalam mempertahankan negaranya jika AS atau Saudi menyerang.
Ketegangan antara Iran dan AS kian meningkat sejak serangan ke kilang minyak terbesar milik Saudi Aramco akhir pekan lalu.
Tak lama setelah serangan yang memangkas 5 persen produksi minyak dunia tersebut, kelompok pemberontak Yaman, Houthi, langsung mengaku bertanggung jawab.
[Gambas:Video CNN]Namun, Amerika Serikat langsung mempertanyakan klaim tersebut karena menurut citra satelit mereka, serangan tersebut tak mungkin datang dari arah Yaman.
Mereka lantas menuding Iran sebagai dalang di balik serangan ini. Selama ini, Iran memang disebut-sebut menyokong Houthi. AS pun mengaku siap membeberkan bukti konkret tuduhan mereka tersebut.
(has)