Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kehakiman
Amerika Serikat menggugat mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional (NSA),
Edward Snowden, atas buku memoar baru yang diterbitkan awal pekan ini.
Dengan gugatan itu, AS menuduh Snowden menerbitkan bukunya tanpa terlebih dahulu menyerahkannya ke dua lembaga pemerintah untuk ditinjau sebelum publikasi.
Menurut kementerian itu, Snowden melanggar perjanjian non-pengungkapan yang ia teken dengan Pusat Intelijen AS (CIA) dan NSA.
"Edward Snowden melanggar sebuah janji kepada AS ketika ia menyepakati perjanjian dengan CIA sebagai seorang kontraktor NSA," ujar asisten Jaksa Agung AS, Jody Hunt.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemampuan Amerika untuk melindungi informasi keamanan nasional yang sensitif tergantung pada kepatuhan karyawan dan kontraktor dengan perjanjian non-pengungkapan mereka," tutur Hunt menambahkan.
Melalui sebuah pernyataan, Kementerian Kehakiman AS memastikan pihaknya tidak menentang penerbitan buku tersebut. Namun, mereka tak ingin Snowden mendapatkan keuntungan dari penerbitan karya terbarunya itu.
Melalui gugatan tersebut, pemerintah AS juga menuntut penerbit buku Snowden, MacMillan Publishers. Dalam surat tuntutan, Kementerian Kehakiman AS meminta Macmillan Publishers untuk "memastikan tidak ada dana yang ditransfer ke Snowden."
"Kami tidak akan mengizinkan individu memperkaya diri sendiri dengan mengorbankan keamanan AS tanpa mematuhi kewajiban peninjauan pra-publikasi mereka," kata Hunt.
Sementara itu, seorang pengacara AS untuk Distrik Timur Virginia, G Zachary Terwilliger, mengatakan gugatan itu dimaksudkan untuk "memastikan Edward Snowden tidak menerima manfaat moneter dari pelanggaran janji yang ia lakukan."
"Informasi intelijen harus dimanfaatkan untuk melindungi bangsa kita, bukan memberikan keuntungan pribadi," kata Terwilliger seperti dikutip
AFP.
Snowden mengasingkan diri ke Rusia sejak 2013 lalu setelah membocorkan ribuan dokumen sangat rahasia NSA. Ia juga dituding terlibat dalam pencurian properti pemerintah dan spionase.
[Gambas:Video CNN]Ribuan dokumen yang dibocorkan Snowden memicu perdebatan dan kekacauan. Dokumen itu memaparkan aksi spionase intelijen AS menyadap dan memantau begitu banyak data pribadi warganya, termasuk sejumlah warga negara lain dan negara sekutu, beserta para pemimpinnya.
Melalui Twitter, Snowden menuturkan buku barunya berjudul "Permanent Record" itu merupakan "buku yang pemerintah tidak ingin Anda membacanya."
(rds/has)