Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Iran dilaporkan berubah sikap soal rencana mengirimkan kotak hitam dari
pesawat Boeing 737 maskapai Ukraine International Airlines bernomor penerbangan PS752 yang jatuh akibat
ditembak rudal di Iran, untuk dianalisis di Ukraina atau Prancis. Kini mereka malah menyatakan belum memutuskan apakah jadi mengirimkan data tersebut atau tidak.
"Alat perekam data penerbangan dari Boeing milik Ukraina masih berada di tangan kami dan kami belum berencana mengirimnya ke luar negeri," kata salah satu penyelidik kecelakaan tersebut, Hassan Rezaeifar, kepada kantor berita
IRNA, seperti dikutip
Associated Press, Senin (20/1).
Belum diketahui apa alasan pemerintah Iran kini menolak mengirim kotak hitam tersebut. Sebab, pada Sabtu pekan lalu, mereka masih menyatakan akan mengirim kotak hitam itu ke Ukraina, untuk kemudian dianalisis oleh pakar dari Prancis, Amerika Serikat dan Kanada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Iran, kotak hitam itu rusak saat jatuh tetapi masih bisa digunakan. Diduga Iran khawatir rekaman itu membuktikan pesawat nahas tersebut jatuh akibat tertembak dua rudal.
Pemerintah lima negara yang warganya menjadi korban pesawat maskapai Ukraine International Airlines yang jatuh akibat tertembak rudal usai lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini, Teheran, pada 8 Januari lalu menuntut Iran untuk bertanggung jawab penuh.
[Gambas:Video CNN]Menteri Luar Negeri dari Afghanistan, Kanada, Inggris, Swedia dan Ukraina mendesak Iran juga membuka penyelidikan kejadian tersebut dengan menyeluruh, mandiri, terbuka dan menggandeng pihak-pihak asing yang berkompeten. Selain itu, mereka menuntut proses hukum terhadap para pelaku dilakukan dengan transparan dan tidak memihak.
Pesawat nahas itu mengangkut 176 orang penumpang dan awak. Seluruhnya meninggal dalam kejadian tersebut.
Mereka terdiri dari 57 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 17 warga Swedia, empat warga Afghanistan dan empat orang berkewarganegaraan Inggris dan Iran.
(ayp/ayp)