KILAS INTERNASIONAL

AS Kalahkan ISIS di Internet sampai Tentara AS Gegar Otak

CNN Indonesia
Kamis, 23 Jan 2020 07:11 WIB
AS klaim berhasil lawan propaganda ISIS di Internet sampai pasukan AS gegar otak akibat serangan Iran.
Pangkalan Militer AS di Ain al-Asad, Irak, usai digempur Iran. (Ayman HENNA / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada Rabu (22/1) kemarin. Mulai dari Amerika Serikat klaim berhasil lawan propaganda ISIS di Internet sampai pasukan AS gegar otak akibat serangan Iran. CNNIndonesia.com merangkum sejumlah kejadian tersebut dalam kilas internasional.

1. AS Klaim Berhasil Taklukkan Propaganda ISIS di Internet

Angkatan bersenjata Amerika Serikat mengklaim berhasil mengacak-acak upaya propaganda kelompok teroris ISIS di internet. Mereka menyatakan sudah meretas jejaring siber ISIS sejak empat tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dilansir AFP, Rabu (22/1), pernyataan itu tercantum dalam dokumen rahasia yang diungkap oleh lembaga Arsip Keamanan Nasional di Universitas George Washington. Berkas tersebut memaparkan soal misi peretasan dengan julukan Operasi Simfoni Bercahaya oleh Komando Siber AS di bawah kendali Kementerian Pertahanan.

[Gambas:Video CNN]

"Komando Siber AS berhasil melawan propaganda ISIS dan membatasi upaya mereka di bidang daring untuk merekrut dan mencuci otak pengikutnya dengan cara memaksakan waktu biaya," demikian isi dalam dokumen tersebut.

2. Politikus Iran Gelar Sayembara Rp41 M Demi Bunuh Trump

Seorang politikus Iran, Ahmad Hamzeh, menggelar sayembara berhadiah US$3 juta (sekitar Rp41 miliar) bagi siapa saja yang bisa membunuh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dia mengatakan tawaran itu disampaikan untuk membalas dendam atas kematian seorang perwira tinggi angkatan bersenjata Iran, Jenderal Qasem Soleimani (62), akibat serangan pesawat nirawak (drone) AS di Baghdad, Irak, pada 3 Januari lalu.

"Atas nama warga Provinsi Kerman, kami akan membayar US$3 juta secara tunai kepada siapa saja yang bisa membunuh Trump," kata Hamzeh dikutip kantor berita ISNA, dan dilansir News.com.au, Rabu (22/1).

[Gambas:Video CNN]

Akan tetapi, Hamzeh tidak merinci siapa yang akan membayar hadiah tersebut. Perwakilan AS untuk Konferensi Pelucutan Senjata, Robert Wood, menyatakan sayembara itu konyol.

3. Gegar Otak akibat Rudal Iran, Tentara AS Kembali Dievakuasi

Tentara Amerika Serikat yang menjadi korban serangan rudal Iran dilaporkan terus bertambah. Pejabat pertahanan AS pada Selasa (21/1) mengatakan beberapa pasukan telah diterbangkan dari Irak menuju Jerman untuk pengecekan atas dugaan gegar otak.

Mereka cedera akibat serangan rudal Iran ke dua pangkalan militer AS di Irak, Ain al-Asad dan Erbil, pada 8 Januari lalu.

Pekan lalu, 11 tentara diterbangkan ke fasilitas medis AS di Jerman dan Kuwait untuk evaluasi lebih lanjut karena gejala gegar otak.

"Dengan sangat hati-hati, para tentara telah dipindahkan ke Landstuhl, Jerman, untuk evaluasi lebih lanjut dan perawatan yang diperlukan. Mengingat sifat cedera yang sudah dicatat, ada kemungkinan cedera tambahan diidentifikasi di masa depan," kata Urban seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (22/1). (ayp/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER