Jakarta, CNN Indonesia -- Jaksa Agung
Israel, Avichai Mandelblit, melimpahkan berkas perkara dugaan
korupsi Perdana Menteri
Benjamin Netanyahu ke Pengadilan Negeri Yerusalem pada hari ini, Selasa (28/1). Keputusan itu diambil hanya beberapa jam sebelum Netanyahu bertemu dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, di Washington D.C., untuk membahas peta jalan perdamaian Israel-Palestina.
Seperti dilansir
CNN, Mandelblit memutuskan mendaftarkan perkara dugaan penyalahgunaan wewenang dan suap itu setelah Netanyahu menarik permintaan kekebalan hukum kepada parlemen (Knesset). Netanyahu menyatakan tidak bersalah atas seluruh sangkaan tersebut.
"Ini adalah dendam pribadi terhadap saya. Bukannya ikut memahami proses politik saat ini, tetapi mereka malah menjalin kesepakatan politik murahan yang membahayakan sejarah bangsa ini," tulis Bibi, sapaan akrab Netanyahu, melalui akun Facebook.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di saat masa yang menentukan bagi rakyat Israel, saat saya berada di AS dalam misi bersejarah untuk membahas perbatasan Israel dan keberlangsungan dan keamanan generasi masa mendatang, sebuah pertunjukan sirkus soal kekebalan hukum diperlihatkan," lanjut Bibi.
Sampai saat ini tanggal persidangan Netanyahu belum ditentukan. Namun, jika hal ini terjadi, maka dia adalah perdana menteri Israel pertama yang akan diadili.
[Gambas:Video CNN]Pesaing politik utama Netanyahu, Benny Gantz, tetap mendesak supaya rivalnya itu diadili.
"Netanyahu harus diadili. Warga Israel punya pilihan jelas. Seorang PM yang akan bekerja untuk mereka atau dirinya sendiri. Tidak ada yang bisa menjalankan negara jika pada saat yang sama harus menghadapi tiga kasus suap hingga melanggar mandat rakyat pada saat yang sama," kata Gantz.
Netanyahu saat ini tidak diwajibkan mundur meski terjerat kasus hukum. Dia baru bisa hengkang dari jabatannya jika diputus bersalah yang sudah berkekuatan hukum tetap.
Surat dakwaan mencatat Netanyahu menerima ratusan ribu dolar sampanye dan cerutu dari miliarder Arnon Milchan dan James Packer yang diperkirakan senilai US$200 ribu.
Tuduhan lainnya yakni 'Kasus 4000' yang membuat Netanyahu menggunakan kekuatannya untuk meloloskan peraturan bagi bisnis telekomunikasi milik Shaul Elovitch. Sebagai imbalannya, Netanyahu mendapat pencitraan positif di situs berita Bezeq.
(ayp/ayp)