Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah rekaman suara tentang detik-detik tertembaknya pesawat maskapai
Ukraine International Airlines, oleh rudal
Iran pada 8 Januari lalu diputar di stasiun televisi
Ukraina, Diduga pemerintah Iran sudah mengetahui mereka salah sasaran dan baru mengakuinya beberapa hari kemudian.
Rekaman itu diduga adalah perbincangan antara seorang pilot dan petugas lalu lintas udara (ATC) Iran. Sebanyak 176 orang yang berada di pesawat meninggal dalam insiden itu.
Seperti dilansir
Associated Press, Selasa (4/2), rekaman audio itu ditayangkan di stasiun televisi Ukraina pada Minggu pekan lalu. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, dan kepala penyelidikan dari Iran, Hassan Rezaeifar, membenarkan keaslian rekaman tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Hassan, salinan rekaman itu memang diberikan kepada pemerintah Ukraina. Zelenskiy menyatakan tim penyelidik dari negaranya sudah bertolak ke Iran untuk mengambil kotak hitam pesawat nahas tersebut, seperti yang dijanjikan pemerintah Iran.
"Ini sangat penting bagi kami," kata Zelenskiy.
Akan tetapi, pemerintah Iran kecewa dengan sikap Ukraina yang memberikan rekaman itu kepada media massa. Menurut mereka data itu rahasia.
"Perbuatan yang dilakukan Ukraina membuat kami enggan memberi mereka bukti-bukti lainnya," kata Hassan seperti dikutip kantor berita Mehr.
[Gambas:Video CNN]Horor di langitDalam rekaman itu, pilot dan petugas ATC berbincang menggunakan bahasa persia. Sang pilot yang menerbangkan pesawat Fokker 100 Aseman Airlines datang dari arah selatan kota Shiraz menuju Teheran.
Sang pilot mengatakan dia melihat sejumlah cahaya beterbangan ke langit yang diduga rudal.
"Ada sejumlah cahaya seperti...iya itu rudal, apakah ada sesuatu?," kata sang pilot.
"Tidak, ada berapa banyak rudal? Di mana?," kata petugas ATC.
"Itu adalah cahaya rudal," ujar sang pilot.
"Apakah kamu melihat hal lain?," tanya petugas ATC.
"Ya ampun, ada ledakan. Kami melihat cahaya sangat terang. Saya tidak tahu apa yang terjadi," ujar sang pilot.
Pilot itu mengatakan melihat rangkaian cahaya yang merupakan rudal di dekat Bandara Payam. Angkatan Bersenjata Iran memang menempatkan sistem peluru kendali pertahanan udara Tor M-1 di sana.
Insiden itu terjadi saat Iran meluncurkan rudal ke arah dua pangkalan militer Amerika Serikat di Irak. Mereka melakukan itu untuk membalas serangan pesawat nirawak (drone) AS yang menewaskan seorang perwira tinggi militer Iran, Jenderal Qasem Soleimani.
Pemerintah Iran mulanya menyangkal pesawat itu jatuh akibat tertembak rudal. Namun, tiga hari kemudian mereka baru mengakuinya.
Kini sejumlah negara yang warganya menjadi korban dalam insiden itu menuntut ganti rugi dan pertanggungjawaban kepada pemerintah Iran.
(ayp/ayp)