AS Tuduh Iran Picu Teror Saat Pandemi Virus Corona

CNN Indonesia
Rabu, 13 Mei 2020 21:21 WIB
WASHINGTON, DC - JANUARY 23: Director of the Central Intelligence Agency (CIA) Mike Pompeo speaks at the American Enterprise Institute, January 23, 2018 in Washington, DC. Pompeo stated that the CIA believes that Kim Jong Un is a 'rational actor' but they have concerns about the information Kim may be receiving from those around him.   Drew Angerer/Getty Images/AFP
Menlu AS, Mike Pompeo, menuding Iran memicu pertikaian di saat wabah covid-19. (Drew Angerer/Getty Images/AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menuduh Iran memicu teror di saat seluruh negara di dunia tengah menghadapi pandemi virus corona.

"Selama pandemi ini, orang Iran menggunakan sumber daya rezim Ayatullah untuk memicu teror di seluruh dunia. Bahkan ketika rakyat Iran sedang berjuang sangat keras," kata Pompeo sebelum berbincang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Yerusalem, Rabu (13/5).

"Ini menunjukkan jiwa orang-orang yang memimpin negara itu," sambungnya dikutip dari AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan ke Israel merupakan kali pertama bagi Pompeo dalam kurun hampir dua bulan terakhir, di tengah pandemi Covid-19.


Diplomat AS itu mengenakan masker berwarna merah, putih, dan biru saat turun dari pesawatnya di Tel Aviv, namun ia dan Netanyahu tidak mengenakan masker saat bertemu di kantor Perdana Menteri.

Netanyahu mengatakan kunjungan satu hari Pompeo adalah sebuah bukti kekuatan aliansi mereka.

Dia juga memuji kritik AS yang terus-menerus ditujukan terhadap Iran, negara yang ia klaim bertahan dengan agresif kepada AS, Israel, dan semua orang di kawasan tersebut.

Pompeo dan Netanyahu diperkirakan membahas rencana Israel untuk mencaplok permukiman Yahudi dan wilayah lain yang diduduki di Tepi Barat.


Langkah aneksasi Tepi Barat dirinci dalam rencana perdamaian Timur Tengah Presiden Donald Trump yang kontroversial dan sudah pasti ditolak Palestina.

Bagi negara-negara besar lainnya, pengambilan paksa tanah di Tepi Barat tersebut akan menjadi pelanggaran berat di mata hukum internasional. (nva/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER