Seorang profesor bernama Xu Zhangrun yang baru dibebaskan karena mengkritik Presiden China, Xi Jinping, dilaporkan dipecat dari almamaternya yakni Universitas Tsinghua di Beijing.
Seperti dilansir CNN, Selasa (14/7), kabar pemecatan Xu disampaikan oleh seorang rekannya yang merupakan jurnalis, Gao Yu.
Yu membenarkan Xu sudah dipecat dari kampus tempatnya mengajar. Namun, dia tidak mengetahui kapan keputusan itu dibuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang sumber lagi yang enggan identitasnya diungkap membenarkan kabar pemecatan Xu. Dia menyatakan dekat dengan keluarga Xu dan khawatir jika terkuak maka akan diburu pemerintah.
Xu mengajar di kampus Tsinghua yang dikenal sebagai perguruan tinggi swasta yang reputasinya mengilap. Namun, dia dibebastugaskan pada Maret 2018 setelah essai yang berisi kritik terhadap pemerintahan Xi, yakni menyoroti konsentrasi kekuasaan dan upaya memberangus pihak-pihak yang menyuarakan kritik.
Sampai berita ini dibuat, pihak Tsinghua belum memberikan pernyataan apapun. CNN sudah meminta tanggapan terkait informasi itu hari ini.
Akan tetapi, dalam wawancara dengan stasiun televisi pemerintah Hong Kong, RTHK, Xu membenarkan kabar pemecatan itu.
Menurut hasil wawancara dengan RTHK, Xu mengatakan dia dihukum oleh pihak kampus karena melakukan "korupsi moral". Dia menyatakan tidak akan banding terhadap keputusan itu. Namun, Xu tidak menanggapi permintaan wawancara dari CNN.
Xu sempat dibui oleh pemerintah China, tetapi dibebaskan pada 12 Juli lalu.
Dia dijemput oleh lebih dari 20 orang di rumahnya di Beijing pada 6 Juli lalu. Seorang laki-laki yang mengaku sebagai polisi kemudian menelepon istri Xu untuk mengatakan bahwa suaminya telah ditangkap.
Aparat penegak hukum menuduh Xu atas dugaan meminta jasa pekerja seks saat tengah berkunjung bersama sejumlah tokoh China liberal ke Chengdu pada musim dingin lalu. Namun, sangkaan itu diduga direkayasa.
Sebagai akademisi, Xu mengkritik sikap pemerintah China yang menekan kebebasan berpendapat dengan landasan ilmiah di lembaga pendidikan.
Dalam essai itu, Xu mempertanyakan kekuasaan Xi yang nampak absolut dan seperti tidak ada pihak yang bisa mengawasinya. Dia khawatir hal itu akan membuat politik China memunculkan diktator.
Setelah dibebastugaskan dari kampus, Xu kembali mengkritik cara Xi menangani wabah virus corona.
(cnn/ayp)