Calon presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, unggul 15 poin dari sang petahana, Presiden Donald Trump, dalam survei pemilihan presiden terbaru yang dibuat Quinnipiac University pada Rabu (17/7).
Mayoritas pemilih yang terdaftar dalam jajak pendapat itu atau 52 persen responden menyatakan akan mendukung Biden dalam pilpres November mendatang.
Sementara itu, sebanyak 37 persen responden lainnya menuturkan akan mendukung Trump.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selisih suara Biden dan Trump tersebut semakin besar jika dibandingkan dengan survei pada Juni lalu, di mana Biden mendapat dukungan 49 persen dan Trump 41 persen.
Selain dukungan, jajak pendapat itu mendapati bahwa semakin banyak pemilih yang kecewa dengan kinerja pemerintahan Trump, terutama terkait pelemahan ekonomi yang diperburuk oleh penanganan pandemi virus corona (Covid-19).
Selain Quinnipiac University, survei yang dibuat NBC/WSJ kemarin juga memperlihatkan bahwa Biden memimpin suara mayoritas dengan dukungan 51 persen, sementara Trump hanya meraup 40 persen suara.
Berbeda dengan Quinnipiac, dilansir CNN, jajak pendapat NBC/WSJ masih menemukan bahwa 54 persen responden mendukung cara Trump menangani perekonomian AS, sementara 42 persen sisanya tidak mendukung.
Meski begitu, secara keseluruhan, survei tersebut mencatat hanya 36 persen responden mendukung kinerja Trump sebagai presiden secara umum, sementara 60 persen lainnya sama sekali tidak mendukung.
Dua pekan lalu, jajak pendapat yang dibuat New York Times memaparkan Biden unggul 14 poin dukungan dari Trump.
Berdasarkan hasil survei New York Times dan Siena College, Biden meraih 50 persen suara, sementara Trump hanya mendapat 36 persen dukungan. Jumlah ini menjadi yang terburuk bagi Trump sejauh ini.
Jajak pendapat terbaru memaparkan bahwa Biden rata-rata unggul 10 poin di depan Trump. New York Times menuturkan survei tersebut diikuti oleh 1.337 pemilih terdaftar dan berlangsung pada 17-22 Juni.
(rds/evn)