Tentara Israel mengklaim menembak jatuh pesawat tanpa awak yang menyusup ke wilayah udara mereka dari Libanon, Jumat (7/8) waktu lokal.
Pasukan Israel mengidentifikasi drone menyusup ke wilayah udaranya di daerah Gunung Hermon, yang membatasi negara Yahudi itu dan Libanon.
Gunung Hermon merupakan pos strategis antara Israel, Libanon, dan Suriah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesawat tak berawak itu dipantau dan jatuh," kata salah satu pasukan Israel mengutip AFP, Sabtu (8/8).
Seorang pejabat militer Israel mengonfirmasi pesawat tak berawak itu datang dari Libanon. Namun tidak dijelaskan ukuran pesawat tanpa awak atau drone yang digunakan dan spesifik terduga pengirimnya.
Israel belum lama ini memang kembali terlibat kontak senjata dengan milisi Syiah, Hizbullah, di perbatasan Libanon.
Militer Israel mengerahkan pasukan untuk memperkuat daerah perbatasan dengan Libanon setelah kelompok militan Hizbullah mengancam akan membalas serangan Israel.
Beberapa waktu lalu PM Benjamin Netanyahu menuding Hizbullah dan pemerintah Libanon bertanggung jawab atas upaya kelompok bersenjata memasuki wilayah Israel hingga terjadi baku tembak meski tidak ada korban.
Namun kelompok Syiah Libanon membantah terlibat dalam insiden tersebut. Hizbullah dan Israel bertikai sejak 1985 sampai hari ini.
Israel dan Libanon secara teknis masih berperang. Insiden ledakan di Pelabuhan Beirut Selasa (4/8) lalu terjadi ketika milisi Syiah, Hizbullah, di Libanon kembali terlibat bentrokan.
Hizbullah dan Israel bertempur dalam konflik selama 30 hari pada 2006 lalu. Saat itu, Israel sempat meluncurkan serangan udara ke Libanon hingga menimbulkan kerusakan infrastruktur yang hebat.
Perang tersebut menewaskan 1.200 warga sipil Libanon dan 160 warga Israel. Meski merupakan musuh, pemerintah Israel tetap menawarkan bantuan terhadap Libanon pasca-ledakan.
Beberapa jam setelah tragedi di Beirut terjadi, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menawarkan bantuan ke Libanon melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
(ryh/dea)