Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, dan istrinya, Sara, dilaporkan sengaja membawa pakaian kotor untuk dicuci dengan memanfaatkan jasa binatu negara lain saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Amerika Serikat.
Hal itu diungkap oleh seorang pejabat Amerika Serikat yang enggan disebutkan namanya. Belum lama ini Netanyahu berkunjung ke AS untuk menandatangani kesepakatan normalisasi hubungan dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Mengutip sang pejabat itu, surat kabar The Washington Post melaporkan, Jumat (25/9), bahwa Netanyahu membawa kargo khusus dalam perjalanannya di pesawat menuju ke Washington D.C. Tas dan kopernya, kata sang sumber, penuh dengan pakaian kotor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakaian kotor Netanyahu dilaporkan dicuci secara gratis oleh staf kepresidenan AS. Layanan itu memang disediakan untuk semua pemimpin asing, tetapi jarang dimanfaatkan mengingat masa tinggal para kepala negara yang sangat singkat.
"Netanyahu adalah satu-satunya (pejabat) yang membawa koper cucian kotor dalam arti sebenarnya untuk kami bersihkan. Setelah beberapa kali perjalanan, menjadi jelas bahwa ini sepertinya memang disengaja," ucap pejabat tersebut.
Para pejabat Israel membantah tuduhan tersebut dan menyebutnya tidak masuk akal. Kendati demikian, para pejabat Israel mengaku bahwa Netanyahu telah menjadi sasaran tuduhan terkait binatu di masa lalu.
Pada 2016, Netanyahu menggugat kantornya sendiri dan Jaksa Agung Israel supaya tagihan jasa mencuci pakaiannya tidak bisa diungkap dengan Undang-Undang Kebebasan Informasi Negara.
Hakim disebut berpihak pada Netanyahu, dan detail tagihan cucian kotornya tetap dirahasiakan, hingga menunggu sidang banding di Mahkamah Agung.
Tuduhan terhadap Netanyahu terkait kasus tagihan jasa binatu itu menjadi satu dengan daftar tuduhan kasus korupsi yang kini membelitnya. Perkara itu membuat pemimpin berusia 70 tahun itu terancam kehilangan kekuasaan dan memicu protes di Israel bulan ini.
Ia didakwa korupsi pada November tahun lalu terkait gratifikasi dan menerima hadiah dari rekan-rekan konglomerat, dengan harapan mengubah regulasi bagi media massa dengan imbalan pemberitaan yang positif.
Dakwaan tersebut mengungkapkan bahwa Netanyahu menerima hadiah hampir USD200 ribu dari sejumlah pebisnis, termasuk sampanye dan cerutu.
Sidang dibuka pada Mei dan dijadwalkan untuk dilanjutkan pada Januari 2021.
Sementara itu, Kedutaan Besar Israel di Washington menyatakan tuduhan Netanyahu memanfaatkan jasa binatu adalah upaya untuk menutupi keberhasilan perjanjian normalisasi yang ditandatangani Israel, Bahrain dan Uni Emirat Arab di Gedung Putih pekan lalu.
"Tuduhan yang tidak berdasar dan tidak masuk akal ini ditujukan untuk meremehkan pencapaian monumental Perdana Menteri Netanyahu dalam KTT perdamaian bersejarah hari Selasa yang ditengahi oleh Presiden Trump di Gedung Putih," kata Kedutaan Besar Israel dalam sebuah pernyataan.
Kedutaan Besar Israel menambahkan bahwa kebutuhan pakaian kotor Netanyahu relatif sedikit selama kunjungan kenegaraan terakhirnya.
"Pada kunjungan ini misalnya, tidak ada dry cleaning, hanya beberapa kemeja yang dicuci untuk rapat umum, dan setelan Perdana Menteri serta baju Nyonya Netanyahu juga disetrika untuk rapat umum. Oh ya, sepasang piyama yang dikenakan Perdana Menteri dalam penerbangan 12 jam dari Israel ke Washington juga dicuci," kata pernyataan Kedutaan Besar Israel.
Pejabat AS lainnya mengatakan kunjungan Netanyahu baru-baru ini tidak termasuk beberapa koper cucian kotor, tidak seperti beberapa kejadian di masa lalu.
Para pejabat yang mengkonfirmasi perihal kebiasaan Netanyahu memanfaatkan jasa binatu di masa lalu di antaranya adalah pejabat politik dan karier yang mencakup pemerintahan Trump dan Obama.
Adapun kontroversi kasus binatu Netanyahu berawal dari rekaman yang dirilis pada 2018 dari mantan asistennya, Nir Hefetz. Catatan itu ditemukan dalam persidangan pidana kasus korupsinya.
Hefetz saat itu menyatakan bahwa Sara, "melakukan segala macam cara untuk menyembunyikan segala macam pengeluaran."
"Dalam setiap perjalanan setidaknya empat atau lima koper diisi dengan cucian untuk dry cleaning, dan saya beri tahu Anda bahwa jurnalis telah menanyakannya kepada saya dan saya telah memeriksa tagihannya. . . . Tidak ada yang muncul di tagihan, entah bagaimana mereka menyembunyikannya," ucap Hefetz.
Kabar ini memberikan sebuah penjelasan mengapa tidak ada biaya cucian yang dibebankan kepada pemerintah Israel dari Netanyahu.
Seorang pakar di Brooking Institutes Israel, Natan Sachs, mengatakan Netanyahu dan Sara yang selalu bepergian bersama bahkan dalam perjalanan diplomatik terkenal sebagai pasangan suami istri yang gemar hidup boros.
(ndn/ayp)