Hong Kong berencana membuka kembali perbatasan dengan daratan China untuk memulangkan warga yang berada di sana. Saat ini pemerintah Hong Kong dalam pembicaraan internal untuk mewujudkan rencana tersebut setelah China menyatakan berhasil mengendalikan virus corona.
Pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam mengatakan bahwa saat ini pihaknya sedang menjalin diskusi internal untuk membuka kembali jalur perbatasan secara bertahap, sembari memperhitungkan risiko terhadap kesehatan masyarakat.
"Sudah waktunya bagi kita untuk mengambil pendekatan yang sangat pragmatis untuk memungkinkan orang bergerak, apakah [itu] antara Hong Kong dan daratan (China), atau Hong Kong dan Makau, dan Hong Kong dengan tempat-tempat lain di luar negeri," ujar Carrie dalam konferensi pers, Selasa (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Carrie mengatakan rencana pembukaan perbatasan akan diprioritaskan bagi warga Hong Kong yang tinggal di China. Ketika kembali ke Hong Kong, warga tidak diwajibkan menjalani karantina selama 14 hari jika mereka menunjukkan hasil tes negatif corona.
Mengutip South China Morning Post, ia mengatakan sejauh ini belum membahas rincian untuk memungkinkan warga yang kembali ke Hong Kong untuk bisa bertemu kembali keluarga mereka.
"Kami sedang dalam diskusi internal untuk menemukan cara dalam memfasilitasi kepulangan warga Hong Kong," katanya.
Lebih lanjut, ia juga menyatakan masih merinci apakah ada kebutuhan untuk terlibat dalam kesepakatan bersama dengan pihak berwenang Guangdong, termasuk mengatur kuota harian kedatangan dari China. Disamping gitu, pemerintah juga tengah mempertimbangkan jumlah titik kontrol perbatasan yang akan dibuka.
Sejak terjadi pandemi Covid-19 pada Februari lalu, Hong Kong menutup semua titik perbatasan dengan China. Hanya tiga pos pemeriksaan perbatasan yang tetap dibuka bagi pelancong yakni Bandara Internasional Hong Kong, Teluk Shenzhen, dan Jembatan Hong Kong-Zhuhai-Makau.
Pengunjung dari China, Taiwan, dan Makau harus menjalani karantina wajib selama 14 hari di rumah atau hotel karantina setibanya di Hong Kong. Padahal, pelancong China merupakan pengujung mayoritas Hong Kong. Kini angka kunjungan turun 99 persen dari tahun ke tahun, sejak Maret lalu.
China dan Hong Kong hingga saat ini dianggap berhasil mengendalikan infeksi virus corona. Negeri Tirai Bambu hingga saat ini mencatat 85.384 kasus dan 4.634 kematian. Sementara Hong Kong memiliki 5.076 kasus dan 105 kematian.
(evn/evn)