Survei nasional yang dilakukan oleh Dewan Riset Medis India menemukan lebih dari 63 juta orang kemungkinan telah tertular Covid-19. Jumlah tersebut 10 kali lebih tinggi dari angka yang dilaporkan pemerintah selama ini.
Survei yang melibatkan lebih dari 29 ribu orang di 700 desa dan bangsal menemukan bahwa sekitar satu dari 15 orang berusia di atas 10 tahun memiliki antibodi terhadap virus corona.
Tes antibodi, atau dikenal dengan tes serologi, memeriksa kandungan protein (antibodi) dalam sistem kekebalan tubuh, yang bisa menunjukkan apakah seseorang telah terinfeksi virus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut sensus pemerintah pada 2011, dari 1,3 miliar warga India, lebih dari 966 juta orang berusia 10 tahun ke atas. Jika satu dari 15 orang dari kelompok usia ini terinfeksi virus corona, berarti total ada 63,7 orang.
Sementara itu hingga Rabu (30/9), data yang dihimpun John Hopkins University mencatat India melaporkan lebih dari 6,1 juta kasus dan 96 ribu kematian.
Dengan kata lain, direktur dewan medis, Dr Balram Bhargava mengatakan untuk setiap kasus yang dilaporkan secara resmi, sebenarnya ada 26 hingga 32 orang yang sebenarnya terinfeksi tetapi lolos dari laporan.
Temuan survei yang dilakukan pada mid Agustus hingga mid September ini sebenarnya telah lama diperingatkan oleh banyak ahli. Laporan resmi pemerintah India telah diragukan banyak ahli, bahwa angka infeksi yang sebenarnya jauh lebih tinggi dari angka resmi.
Ada banyak faktor yang menjadi pemicunya, salah satunya yakni kurangnya tes corona. Disamping itu ada kesalahan dalam melaporkan dan mendaftarkan kasus yang terkonfirmasi positif.
Kebijakan pemerintah yang mulai melonggarkan pembatasan sejak Mei lalu demi menghidupkan denyut perekonomian, dinilai berkontribusi pada peningkatan penularan di komunitas.
"Risiko infeksi paling tinggi di daerah kumuh perkotaan di mana jutaan orang tinggal di tempat padat, seringkali kualitas sanitasi atau air bersih terbatas," ujar Bhargava seperti dilansir CNN.
Warga yang berada di pemukiman kumuh membawa antibodi sebesar 15,6 persen, atau hampir dua kali lipat dari rata-rata antibodi warga di daerah perkotaan non-kumuh yakni 8,2 persen. Sementara survei melaporkan antibodi warga di pedesaan justru jauh lebih kecil yakni 4,4 persen.
Survei tersebut menunjukkan pentingnya bagi masyarakat India untuk terus mengambil tindakan pencegahan virus corona seperti menjaga jarak sosial dan kebersihan pribadi, terutama saat perhelatan besar seperti Diwail, festival cahaya yang dirayakan pada 14 November.
"Mengingat perayaan (Diwali) yang akan datang, jatuh saat musim dingin dan ada pertemuan massal. Strategi penahanan harus dilaksanakan oleh negara bagian dan keharusan menggunakan masker sangat penting jika mengacu pada survei seroprevelensi ini," ucapnya.
(ans/evn)