Calon petahana Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dan penantangnya dari Partai Demokrat, Joe Biden, masing-masing memerlukan 270 suara untuk bisa memenangkan pilpres.
Angka itu menjadi 'keramat' karena penerapan sistem pemungutan suara Electoral College untuk memenangkan kursi kepresidenan di Gedung Putih.
Sejauh ini, Biden diprediksi memiliki peluang besar untuk menang. Perolehan jajak pendapat mantan wakil presiden AS itu menunjukkan hasil yang kompetitif di semua negara bagian yang memenangkan Trump pada pilpres 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa negara bagian termasuk Georgia dan Arizona juga tetap menjadi lumbung suara bagi Partai Republik.
Situasi itu membuat Trump harus berjuang keras untuk mempertahankan sebagian besar wilayah tersebut jika ingin terpilih kembali, tertama di dua negara bagian yang paling padat penduduknya, yakni Florida dan Pennsylvania.
Dilansir Associated Press, Selasa (3/11), Joe Biden dapat memenangkan mayoritas elektoral paling sederhana dengan menguasai tiga negara bagian, yakni Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin. Pada 2016 lalu, Trump mengejutkan Hillary Clinton dengan perolehan suara terbanyak di tiga negara bagian tersebut.
Negara-negara bagian itu menjadi basis pendukung Demokrat selama beberapa dasawarsa sebelum 2016. Tiga negara bagian itu akan memberi Biden 279 suara elektoral, jika dia memenangkan semua negara bagian lain yang sebelumnya mendukung Clinton.
Di bawah skenario ini, Biden tidak perlu memenangkan negara bagian lain yang dimenangkan Trump pada 2016.
Menurut Associated Press, tiga negara bagian industri di utara ini telah menjadi target utama bagi Biden. Dia menghabiskan hampir US$ 150 juta (Rp2,1 triliun) atau 30 persen dari total belanja iklan nasionalnya sejak Juni.
Perjuangan paling sengit di antara ketiganya terjadi di Pennsylvania. Biden memiliki sedikit keuntungan di sebagian besar jajak pendapat.
Biden yang lahir di Scranton mengklaim memiliki status anak kesayangan di negara bagian itu.
Jika Biden kehilangan Pennsylvania, dia harus mencari sebelas suara elektoral di tempat lain.
Arizona menawarkan tepat sebelas suara dan North Carolina menawarkan 15 suara bagi Biden. Dua negara bagian itu dimenangkan Trump empat tahun lalu.
Trump memenangkan Arizona pada 2016 dengan 3,5 poin persentase, margin terkecil dalam 20 tahun. Trump telah berkampanye di negara bagian itu meskipun Partai Demokrat mengatakan bahwa mereka yakin dengan prospek perolehan suara mereka di sana.
![]() |
Perlombaan untuk North Carolina tampak lebih ketat, tapi baru-baru ini ada preseden untuk Demokrat yang mengusung negara bagian itu.
Pada 2008, Barack Obama adalah kandidat Demokrat pertama yang mengambilnya dalam 32 tahun.
Meskipun Obama nyaris kalah di sana pada 2012 seperti halnya Clinton pada 2016, gelombang pendatang baru dengan latar pendidikan perguruan tinggi membengkak di pinggiran kota itu sehingga meningkatkan peluang Biden.
Terdapat skenario lain bagi Biden untuk memenangkan Electoral College dengan lebih mudah. Jika Biden memenangkan Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin, serta Arizona dan North Carolina, dia akan memperoleh 290 suara elektoral.
Biden juga bersaing di Ohio yang dimenangkan Trump dengan delapan poin persentase pada 2016. Selain itu dia juga bersaing di Iowa yang dimenangkan Trump dengan hampir sepuluh poin persentase, serta Georgia yang dikuasai Trump dengan lima poin persentase.
Kemenangan di negara-negara bagian itu akan meningkatkan total pemilihan Biden di atas 300 suara.
Biden dua kali singgah di Georgia guna melakukan kampanye musim gugur pertamanya ke Iowa. Dia menghabiskan hampir US$5 juta atau sekitar Rp73 miliar, tapi belum mengunjungi Iowa sejak kaukus negara bagian pada Februari.
Biden telah berkampanye di Ohio dan menghabiskan hampir US$7 juta atau sekitar Rp102,2 miliar untuk iklan. Survei dan operasi di kedua belah pihak mengatakan kedua negara bagian itu sangat dekat menuju akhir pekan terakhir kampanye.
Kemudian Florida juga menawarkan 29 suara elektoral.
Selain itu, ada satu peluang suara bagi Biden, yakni di Texas. Partai Demokrat telah mengincar negara bagian ini selama bertahun-tahun.
Ini adalah tahun pertama dalam beberapa dasawarsa di mana Texas mungkin benar-benar dapat dijangkau oleh partai tersebut.
"Biden memiliki lebih banyak peluang untuk menang dengan jumlah pemilihan yang lebih besar daripada Trump. Itu tidak berarti Trump tidak bisa menang," kata Ahli Jajak Pendapat dari Partai Republik, Glen Bolger.
Sedangkan untuk Donald Trump, dia hampir dipastikan tidak dapat mencapai 270 suara elektoral tanpa menguasai Florida. Padahal dalam jajak pendapat menunjukkan dia harus bersaing ketat dengan Biden di negara bagian itu.
Beberapa orang menuturkan situasi saat ini justru menguntungkan Biden.
Kampanye terbuka Trump pada Kamis pekan lalu di Florida adalah perjalanan kampanye ketiganya ke negara bagian itu pada bulan ini, dan menjadi pertanda mengapa Florida sangat penting untuknya.
Dia berencana untuk kembali lagi sebelum hari pemilihan.
Kunjungan Trump di Florida menyasar pada Hillsborough County, di mana Clinton mengalahkannya pada 2016 dengan sekitar 41 ribu suara.
Hillsborough bertetangga dengan Pinellas County, kabupaten terpadat di negara itu, yang beralih dari basis suara Partai Demokrat pada 2012 menjadi lumbung bagi Republik pada 2016.
Trump memenangkan beberapa kabupaten di daerah sekitarnya dengan lebih dari 60 persen suara, dan tim kampanyenya berharap dapat meningkatkan skor dengan pemilih pemula di tempat-tempat ini.
Trump juga berencana menemani sang istri, Melania, untuk memberikan suara di dekat Palm Beach County. Tahun lalu, Trump memindahkan kediaman mereka dari New York ke Florida.
Jika Trump berhasil menjaring suara di Florida dan mempertahankan dominasi suara di kawasan Selatan dan Barat Daya AS, dia masih kekurangan 270 suara elektoral.
Dia pun harus memperebutkan banyak suara
di Pennsylvania sebagai peluang terbaik untuk menutup kekurangan tersebut.
Andaikan Trump memenangkan Florida dan Pennsylvania, dia masih akan kekurangan suara jika tidak dapat memenangkan sebagian besar negara bagian yang dia menangkan pada 2016.
Dia bisa memimpin di Ohio, salah satu negara bagian terkuatnya, tapi Trump masih perlu mengumpulkan serangkaian negara bagian yang ia menangkan pada 2016, seperti Iowa.
(ans/ayp)