Meksiko Dilanda Sindemi Covid-19 dan Influenza

CNN Indonesia
Kamis, 12 Nov 2020 14:00 WIB
Meksiko tengah dilanda sindemi akibat virus corona (Covid-19) dan epidemi influenza.
Ilustrasi makam pasien virus corona di Meksiko. (AP/Marco Ugarte)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Kesehatan Meksiko menyatakan negara mereka tengah dilanda sindemi akibat virus corona (Covid-19) dan epidemi influenza.

Dalam laporan yang dilansir dari Prensa Latina, pada Kamis (12/11), Kementerian mengungkapkan 94 rumah sakit mengalami lonjakan pasien dalam beberapa waktu terakhir akibat sindemi.

Sindemi merupakan terjadinya dua atau lebih epidemi atau wabah penyakit secara bersamaan atau berurutan, di tengah populasi di suatu wilayah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Covid-19 dan influenza adalah dua penyakit yang menyerang masyarakat yang rentan di negara-negara seperti Meksiko.

Meksiko juga menjadi salah satu negara di Amerika Latin yang melaporkan tingginya tingkat diabetes, obesitas dan tekanan darah tinggi, di antara penyakit lainnya.

Diakui otoritas setempat bahwa ketersediaan tempat tidur rumah sakit dan ventilator adalah indikator kunci untuk menangani pandemi, meskipun terjadi tingkat kematian yang parah.

Kekurangan fasilitas dan peralatan merupakan efek samping dari tidak terkontrolnya Covid-19 di Meksiko.

Direktur Program Pembangunan Sosial di Pusat Studi Espinosa Yglesias, Rodolfo de la Torre, mengatakan saat ini sudah seharusnya pemerintah Meksiko meninjau kembali strategi penanganan pandemi corona.

Hal ini mengingat beberapa ahli telah mengungkapkan bahwa virus tersebut tidak berdiri sendiri dalam penyebarannya.

Sementara itu, ahli epidemiologi dari Institut Politeknik Nasional, Matiana Ramirez Aguilar, meyakinkan bahwa saat musim influenza dan suhu rendah semakin dekat, sehingga membuat situasinya lebih kompleks untuk melawan pandemi Covid-19.

Cuaca dingin diperkirakan akan mengaktifkan kembali virus corona. Dengan demikian hal ini akan memberikan lebih banyak tekanan pada rumah sakit dan layanan terapi pernapasan yang kapasitasnya mulai penuh.

(ndn/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER