Otoritas Amerika Serikat (AS) memberikan tenggat waktu dua minggu kepada TikTok, perusahaan asal China sampai 27 November untuk menyelesaikan masalah keamanan nasional yang disampaikan Presiden Donald Trump
Dilansir dari AFP, pemberitahuan yang diajukan oleh pemilik TikTok, ByteDance di pengadilan federal menunjukkan bahwa pihak berwenang telah memperpanjang tenggat waktu yang semula ditetapkan untuk 12 November hingga 27 November.
Sebelumnya Presiden Trump menandatangani perintah eksekutif untuk melarang TikTok jika tidak menjual bisnisnya di AS sebelum 12 November 2020. Trump mengatakan bahwa aplikasi tersebut dapat menyedot data pengguna AS ke China , di mana itu dapat digunakan sebagai bagian dari operasi spionase.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun larangan tersebut telah ditentang di pengadilan. Pengajuan terbaru mengatakan batas waktu yang ditetapkan oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat, yang meninjau kesepakatan perusahaan untuk implikasi keamanan nasional, telah diperpanjang.
Sebuah pernyataan dari Departemen Keuangan AS mengatakan perpanjangan itu "akan memberikan para pihak dan Komite waktu tambahan untuk menyelesaikan kasus ini dengan cara yang sesuai dengan perintah" yang ditandatangani Trump pada Agustus 2020.
Pada hari Kamis, Departemen Perdagangan mengatakan akan menunda implementasi kebijakan Trump untuk mematuhi perintah pengadilan tersebut. Setidaknya keputusan Trump telah ditantang di dua pengadilan AS.
TikTok dan perusahaan induknya telah mengajukan gugatan di ibu kota, sementara pembuat TikTok memiliki kasus terpisah yang sedang menunggu keputusan di pengadilan Pennsylvania. Pengadilan setempat baru sebatas memblokir larangan tersebut pada 30 Oktober.
Untuk diketahui, Kementerian Perdagangan Amerika Serikat (AS) berencana membatasi akses dua aplikasi populer asal China, TikTok dan WeChat, mulai Minggu (20/9). AS akan melarang pengunduhan (download) aplikasi TikTok dan secara efektif memblokir penggunaan WeChat.
Pengguna TikTok tidak akan lagi bisa mengunduh pembaruan aplikasi. Namun, bagi pengguna yang sudah mengunduh bisa menggunakannya hingga 12 November. Sementara WeChat bakal lumpuh sepenuhnya di AS.
Untuk bisa tetap beroperasi, aplikasi asal China itu menggandeng Oracle dan Walmart untuk mengakali pemblokiran oleh AS.
Oracle akan menjadi tuan rumah data pengguna TikTok dan meninjau kode TikTok untuk keamanan. Kesepakatan itu dimaksudkan untuk memenuhi kekhawatiran keamanan nasional pemerintah AS tentang aplikasi tersebut.
Melansir CNN, pemerintah AS juga bakal menentukan satu orang perwakilan sebagai anggota dewan direksi TikTok. Anggota itu akan menjadi ahli dalam keamanan data dan akan memegang izin keamanan rahasia.
Orang yang ditunjuk itu juga akan bertanggung jawab untuk memimpin komite keamanan yang mana anggotanya merupakan warga negara AS yang disetujui secara individual oleh pemerintah negara tersebut.
(fra/afp/fra)