Presiden Joko Widodo menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (KTT APEC) secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (20/11) malam.
Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jaelani dalam pertemuan yang digelar secara virtual ini.
Dalam KTT APEC ini, Indonesia akan menyuarakan pentingnya merajut kembali rasa saling percaya (strategic trust) untuk memperkuat fondasi kebersamaan ekonomi anggota APEC. Selain itu, Indonesia juga bakal menjelaskan soal langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memulihkan ekonomi global akibat pandemi virus corona (Covid-19).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
APEC 2020 diharapkan dapat menyepakati visi APEC pasca 2020 yang akan menentukan arah kerja APEC untuk 20 tahun mendatang. Visi tersebut akan meneruskan visi Bogor Goals 1884 yang merupakan kerangka kerja sama APEC selama 26 tahun terakhir yang disepakati pada masa Indonesia menjadi ketua pada APEC 1994.
Pertemuan APEC kali ini mengangkat tema "Optimising Human Potential Towards a Resilient Future of Shared Prosperity: Pivot. Prioritise. Progress" yang mencerminkan harapan akan ketahanan, kelincahan, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif di kawasan Asia-Pasifik melalui konsep kesejahteraan bersama selama pandemi Covid-19. Pada APEC kali ini, Malaysia bertindak selaku tuan rumah.
Sehari sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga telah memamerkan Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja sebagai prestasi pemerintah Indonesia di Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).
Kepala Negara mengatakan Indonesia memanfaatkan momentum krisis akibat pandemi covid-19 untuk mereformasi struktur dan iklim berusaha di dalam negeri.
Ia mengaku pemerintah melakukan pembenahan regulasi dan birokrasi yang ada agar dapat bergerak cepat melalui masa sulit saat ini. Tujuannya agar Indonesia siap membuka pintu seluas-luasnya untuk investor luar.
(dmi/ayp)