Wawancara Putri Diana pada 1995 Kembali Diusut

CNN Indonesia
Senin, 07 Des 2020 17:05 WIB
Media massa asal Inggris, BBC, kembali menyelidiki wawancara kontroversial Putri Diana Spencer pada 1995 dengan jurnalis Martin Bashir.
Ilustrasi mendiang Putri Diana. (AFP PHOTO / PATRICK RIVIERE)
Jakarta, CNN Indonesia --

Media massa asal Inggris, BBC, dilaporkan sedang membuka kembali penyelidikan atas wawancara kontroversial Putri Diana Spencer pada 1995 dengan salah satu jurnalis mereka, Martin Bashir.

Wawancara itu sempat menuai kritik.

Hal itu dikemukakan oleh Direktur Jenderal BBC yang baru, Tim Davie. Dia menyatakan dirinya akan menyelidiki wawancara tersebut. Dia juga telah menunjuk seorang pensiunan hakim senior guna memimpin penyelidikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan hakim senior Mahkamah Agung Inggris, Lord Dyson, dipilih lantaran ia dinilai sebagai figur terkemuka dan dihormati warga Inggris.

"Kami akan melakukan segala kemungkinan untuk menyelesaikan ini," kata Davie dalam sebuah pernyataan.

Max Foster dari CNN melaporkan banyak orang mengira BBC telah membuat alasan palsu untuk membuat Diana setuju melakukan wawancara. Bashir sudah sejak lama diduga menggunakan dokumen dan trik palsu lainnya agar Diana menyetujui wawancara itu.

"Lanskap media telah berubah tanpa bisa dikenali dalam 25 tahun sejak Diana duduk bersama Bashir," kata Foster.

Dilansir CNN, Minggu (6/12), ini bukanlah penyelidikan pertama terkait wawancara kontroversial tersebut. Sebelumnya pada 1996, BBC juga pernah melakukan penyelidikan internal dan menyimpulkan bahwa dokumen wawancara telah dipalsukan, tapi itu tidak mempengaruhi keputusan Diana untuk ambil bagian dalam wawancara.

Sementara itu, Bashir tidak membela dirinya secara terbuka dan dia tidak menanggapi laporan CNN. Menurut pernyataan BBC, Bashir dilaporkan sedang cuti dalam pemulihan dari operasi jantung dan komplikasi akibat Covid-19.

Penyelidikan ulang atas wawancara kontroversial Putri Diana pertama kali mencuat pada November lalu. Saat itu, BBC menunjuk pensiunan hakim senior untuk memimpin penyelidikan setelah Charles Spencer memperkarakan wawancara itu.

Dalam laporannya, ia menuduh Bashir menggunakan dokumen palsu dan taktik tidak jujur lainnya untuk meyakinkan Diana menyetujui wawancara tersebut.

Penyelidikan akan mempertimbangkan apakah langkah yang diambil oleh BBC dan Bashir kala itu sudah tepat, dan apakah tindakan itu telah mempengaruhi keputusan Diana untuk bersedia diwawancara.

Dilansir Associated Press, pejabat kerajaan Inggris mengatakan Pangeran William menyambut baik rencana penyelidikan independen seputar wawancara tersebut.

William mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penyelidikan itu adalah "langkah ke arah yang benar".

"Penyelidikan independen adalah upaya yang sudah sesuai," kata William melalui rilis dari Istana Kensington yang dilansir dari USA Today, Minggu (22/11).

Dikutip dari Antara, Pangeran Harry yang kini menetap di Amerika Serikat pun menurut sumber terpercaya, mengamini restu kakaknya, Pangeran William, dan masih terus mendapatkan informasi berkala ihwal penyelidikan tersebut.

Dalam wawancara pada 1995 silam, Putri Diana membeberkan pernikahannya yang gagal dengan Pangeran Charles.

Diana mengatakan "ada tiga orang dalam pernikahan ini", mengacu pada hubungan asmara antara Pangeran Charles dengan Camilla Parker-Bowles. Wawancara itu ditonton oleh jutaan orang dan mengejutkan seluruh kerajaan.

Diana bercerai dari Charles pada 1996 dan meninggal dalam kecelakaan mobil bersama Imaduddin Muhammad Abdul Mun'im al Fayed alias Dodi al-Fayed, di Paris, Prancis, pada 1997 saat dirinya dikejar oleh paparazzi. Setelah itu, Charles menikahi Camilla pada 2005.

(ans/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER