Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya mengirimkan bantuan alat tes virus corona (Covid-19) ke Jalur Gaza, Palestina, setelah pemerintah yang dikuasai Hamas menyatakan kekurangan peralatan itu.
Seperti dilansir AFP, Rabu (9/12), WHO mengirim 20 ribu alat uji Covid-19 ke Jalur Gaza. Namun, persediaan itu dilaporkan hanya cukup untuk delapan hari.
Akibat kekurangan alat tes itu, satu-satunya laboratorium di Jalur Gaza yang mampu melakukan tes Covid-19 sempat berhenti beroperasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pejabat senior Hamas, Bassem Naim, biasanya mereka menggelar 2.500 sampai 3.000 tes Covid-19 per hari, dengan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp1.06 miliar sampai Rp1.4 miliar.
Kekurangan alat uji juga dipicu oleh blokade yang dilakukan Israel dan Mesir di perbatasan, sejak Hamas menguasai daerah itu pada 2007 silam.
Hamas sejak pekan lalu menyatakan menerapkan penguncian wilayah hingga 11 Desember mendatang, untuk mencegah penyebaran virus corona. Mereka juga menutup seluruh sekolah, kampus, taman kanak-kanak hingga masjid supaya Covid-19 tidak semakin menyebar.
Menurut para tenaga medis setempat, mereka sebentar lagi tidak akan mampu menangani pasien Covid-19 karena kekurangan tempat tidur di ruang gawat darurat dan ventilator.
![]() |
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Jalur Gaza, Abdulnaser Soboh, mengatakan menurut rata-rata ada satu dari lima penduduk setempat positif Covid-19. Kebanyakan dari mereka yang terinfeksi juga berusia lanjut atau di atas 60 tahun.
(afp/ayp)