Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menilai rencana sanksi yang akan dijatuhkan Amerika Serikat terhadap negaranya menunjukkan sikap tidak hormat terhadap sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
AS dilaporkan akan menjatuhkan sanksi kepada Turki atas pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia. Respons tersebut disampaikan Erdogan usai media AS melaporkan tindakan tegas berupa sanksi itu akan segera diterapkan.
Rusia mengirimkan sistem pertahanan rudal S-400 ke Ankara tahun lalu. Turki kemudian menguji sistem tersebut pada Oktober.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turki nekat tetap melakukan pembelian meski AS berulangkali mengeluarkan kecaman dan peringatan sanksi. Turki memang seharusnya terjerat sanksi AS berdasarkan Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).
Aturan itu dibuat khusus untuk menjatuhkan sanksi kepada negara yang mempunyai kerja sama pertahanan atau ekonomi dengan musuh AS seperti Rusia, Iran serta Korea Utara.
Namun Presiden AS Donald Trump yang pernah menyebut Erdogan sebagai "teman baik", tahun lalu menghindarkan Turki dari sanksi itu.
Akan tetapi, Trump baru-baru ini dilaporkan ingin meluncurkan sanksi kepada Turki di akhir masa kepemimpinannya. Trump dikabarkan telah memberi persetujuan kepada pejabat AS untuk menjatuhkan sanksi ke Turki.
"Mereka (pemerintah AS) pernah mengatakan dengan bangga 'Kami memiliki negara sekutu NATO seperti Turki', tapi mereka sekarang berdiri dan menghadapi Turki dengan CAATSA, sekali lagi itu adalah penghinaan terhadap mitra NATO," kata Erdogan, Jumat (11/12) seperti dikutip dari AFP.
"Saya tidak tahu ke mana ini akan mengarah sebelum Trump pergi, tetapi selama empat tahun periode Trump, saya tidak memiliki masalah dalam berkomunikasi dengan Amerika," kata Erdogan.
Pembelian S-400 memang menjadi polemik dalam hubungan AS dan Turki. Pejabat AS menganggap pembelian sistem pertahanan rudal ini "sangat problematik" karena dapat berdampak pada program kerja sama kedua negara.
AS dan negara-negara anggota NATO khawatir sistem radar dalam S-400 dapat melacak jet F-35 sehingga nantinya akan sulit menghindari senjata Rusia.
Selain soal pembelian S-400, hubungan kedua negara telah lama tegang karena berbagai masalah, termasuk dukungan AS untuk milisi Kurdi di Suriah di mana Turki menganggap pasukan itu sebagai kelompok teroris.
Erdogan kini berharap hubungan dapat membaik di bawah kepemimpinan Joe Biden. Dia mengaku sudah mengenal Biden sejak menjadi wakil presiden Barack Obama.
"Dia adalah seseorang yang sangat mengenal saya. Dan saya sangat mengenalnya," kata Erdogan.
(dea)