Selandia Baru adalah salah satu negara di dunia yang hingga saat ini tidak melaporkan pertambahan kasus baru virus corona.
Penanganan Covid-19 di bawah pemerintahan Perdana Menteri Jacinda Ardern terbukti mengantarkan negara itu bebas Covid-19 dan tak perlu lagi menerapkan protokol kesehatan ketat.
Setidaknya, Ardern menerapkan beberapa kebijakan untuk menekan penyebaran Covid-19.
Yakni memperketat pengawasan di perbatasan, menerapkan lockdown serta jaga jarak untuk mencegah penularan di masyarakat, dan tekun menggelar pemeriksaan, penelusuran kontak, hingga karantina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua pendatang di Selandia Baru wajib melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.
Dia pun meningkatkan kewaspadaan dengan melarang seluruh warga asing memasuki negaranya. Larangan itu berlaku bagi seluruh wisatawan atau pemegang visa berkala seperti mahasiswa atau pekerja.
Selandia Baru sempat dibayangi gelombang kedua Covid-19 dengan ditemukannya sejumlah kasus di kota Auckland pada Agustus dan memaksa pemerintah kembali menerapkan lockdown.
Hasilnya, pada awal Oktober, Ardern mengumumkan bahwa negaranya telah berhasil menaklukkan gelombang kedua Covid-19. Ardern menyatakan keberhasilan tersebut sekaligus melonggarkan pembatasan di Auckland.
Selain serangkaian upaya pencegahan tersebut, Selandia Baru juga selalu menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, rutin mencuci tangan, dan memakai masker untuk mencegah penularan di masyarakat, dan tekun menggelar pemeriksaan, penelusuran kontak, hingga karantina.
Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa, dan Kerajaan Tonga, Tantowi Yahya membagikan keberhasilan Selandia Baru melawan corona lewat wawancara eksklusif dengan tim CNNIndonesia.com.
Dia menyebut Selandia Baru telah beraktivitas normal seperti biasa dan warga tak perlu lagi mengenakan masker.
Kendati demikian, Tantowi mengatakan protokol kesehatan yang diterapkan saat lockdown masih terbawa di kehidupan masyarakat hingga kini.
Menurut dia, kunci sukses Selandia Baru dalam mengantarkan negaranya bebas virus corona terletak pada kepatuhan penduduk dalam mengikuti anjuran pemerintah.
Berikut petikan wawancara tersebut.
Tren kasus Covid-19 di Selandia Baru terus menurun. Menurut Bapak, seperti apa peran pemerintah Selandia Baru menangani pandemi?
Penanganan Covid-19 tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Sehebat apa pun pemerintah, harus ada kerja sama dengan masyarakat. Nah, keberhasilan dari Selandia Baru dikarenakan ada partisipasi dari masyarakatnya.
Masyarakat berpartisipasi karena adanya kepercayaan diri dan percaya kepada pemerintah. Tanpa itu, sulit untuk membuat 5 juta penduduk di negeri ini patuh terhadap anjuran-anjuran bahkan larangan-larangan dari pemerintah.
Nah di sini, sekali lagi, masyarakatnya percaya dan percaya diri serta yakin kepada pemerintah. Itu modalnya.
Dari rasa percaya tersebut, menurut Bapak, apa yang bisa dicontoh oleh Indonesia di mana beban kasus Covid-19 kian tinggi?
Harus ada komunikasi yang jelas, kredibel, dan dilaksanakan secara reguler. Masyarakat harus dikasih tahu dan harus diberikan update perkembangan Covid-19 setiap hari. Itu yang dilakukan oleh pemerintah Selandia Baru.
Waktu itu, Perdana Menteri bersama dengan Direktur Jenderal Kesehatan memberikan penjelasan kepada masyarakat melalui media sosial. Kemudian, keterangan ini dikutip oleh koran untuk dijadikan berita, baik berita hari itu maupun berita besoknya.
Nah, sistem yang jelas, kredibel, dan transparan itu membangkitkan rasa percaya dan rasa yakin rakyat kepada pemerintahnya karena walau bagaimana pun, sehebat apa pun pemerintah, masyarakat harus mendukung.
Partisipasi masyarakat dalam bersama-sama keluar dari pandemi ini adalah suatu keharusan. Jadi pemerintah tidak bisa berjalan sendiri, rakyat juga tidak bisa dibiarkan sendiri.
Indonesia sudah mendatangkan vaksin virus corona, apakah Selandia Baru juga demikian?
Di sini belum ada vaksin, jadi paling cepat kuarter pertama tahun depan baru diperkirakan vaksin itu akan masuk ke sini.
Apakah dari pemerintah setempat sudah melakukan perbincangan dengan diplomat asing lain terkait pemilihan vaksin?
Pemerintah Selandia Bar terus memberikan update kepada masyarakat termasuk ke kelompok diplomat yang ada di Wellington. Jadi, kita di sini mengikuti perkembangannya dari waktu ke waktu.
Dua hari yang lalu, kami para duta besar dan kepala perwakilan negara-negara ASEAN di Wllington berjumlah enam orang dari enam negara, meminta waktu untuk bertemu dengan Direktur Jenderal Kesehatan dan jajarannya.
Alhamdulillah, kami sudah diterima dengan baik dan dalam pertemuan itu, mereka menjelaskan panjang lebar mengenai perkembangan penanganan Covid-19 di Selandia Baru meski kami bisa membaca sendiri. Tapi mendengarkan penjelasan langsung dari pejabat terkait dan berwenang adalah sesuatu yang bagus untuk kita laporkan kepada pusat.
Lihat juga:Kanada Gelar Vaksinasi Corona Pekan Ini |
Kemudian yang kedua, dari pembicaraan itu kami mengetahui roadmap pemerintah Selandia Baru dan roadmap distribusi vaksin yang akan masuk ke negeri ini dari berbagai negara.
Dari situ, kami mendapatkan pemahaman-pemahaman bagaimana rapinya roadmap yang sudah dibangun oleh pemerintah terkait penanganan Covid-19 karena belum ada vaksin yang masuk ke sini.
Selandia Baru sendiri juga mengembangkan vaksin dan itu pun belum selesai. Jadi menurut mereka, Maret tahun depan diperkirakan baru akan tersedia di sini.
Apakah sudah dilakukan uji coba vaksin buatan dalam negeri?
Mereka tidak melakukan uji coba semacam itu. Jadi, mereka hanya melakukan observasi terhadap beberapa negara yang sudah terlebih dahulu mendapatkan vaksin.
Jadi bagi mereka, melihat perkembangan dari negara-negara penerima vaksin sudah cukup untuk menggantikan uji coba yang dilakukan di beberapa negara.