Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif membela Turki atas penerapan sanksi yang dijatuhi Amerika Serikat atas pembelian sistem rudal S-400 dari Rusia.
Zarif mengatakan jika sanksi yang diberikan AS menunjukkan 'penghinaan terhadap hukum internasional'.
"Kami mengutuk keras sanksi AS baru-baru ini terhadap Turki dan mendukung rakyat dan pemerintahannya," tulis Zarif dalam cuitannya dibubuhi tagar #NeighboursFirst.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya langkah terhadap Ankara menunjukkan betapa cepatnya Washington menggunakan sanksi.
"Kecanduan AS terhadap sanksi dan penghinaan terhadap hukum internasional kembali ditampilkan secara penuh," katanya seperti mengutip AFP.
Washington pada Senin (14/12) menjatuhkan sanksi terhadap badan pengadaan militer Turki sebagai hukuman karena melanjutkan pembelian sistem rudal S-400 buatan Rusia. Turki dijerat sanksi AS berdasarkan Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).
Aturan itu dibuat khusus untuk menjatuhkan sanksi kepada negara yang mempunyai kerja sama pertahanan atau ekonomi dengan musuh AS seperti Rusia, Iran serta Korea Utara.
Lewat sanksi tersebut, Washington melarang semua lisensi ekspor AS dan kredit pinjaman untuk badan pengadaan militer Ankara. AS juga membatasi visa pemimpin badan itu, Ismail Demir dan membekukan asetnya.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan bahwa sanksi tersebut akan memberikan 'sinyal jelas' bahwa AS tidak akan mentolerir transaksi signifikan dengan sektor pertahanan dan intelijen Rusia.
Di sisi lain, Turki tetap nekat melanjutkan pembelian alutsista dari Rusia meski AS berulang kali mengeluarkan kecaman dan peringatan sanksi.
Pembelian S-400 menjadi polemik hubungan AS dan Turki. Pejabat AS menganggap pembelian sistem pertahanan rudal ini "sangat problematik" karena dapat berdampak pada program kerja sama kedua negara.
AS dan negara-negara anggota NATO khawatir sistem radar dalam S-400 dapat melacak jet F-35 sehingga nantinya akan sulit menghindari senjata Rusia.
Namun, Turki menganggap klaim AS bahwa sistem S-400 akan membahayakan sistem NATO tidak berdasar.
(afp/evn)