Jakarta, CNN Indonesia --
Uni Emirat Arab menjadi salah satu negara yang sudah mulai mengkampanyekan vaksinasi massal sejak pertengahan Desember lalu. Seorang warga negara Indonesia (WNI) sekaligus relawan vaksin di UEA, Gabriel Firmansyah telah menerima dosis kedua vaksin Covid-19 Sinopharm dari perusahaan China.
Gabriel menuturkan dirinya telah menerima suntikan kedua pada Sabtu (2/1), setelah sebelumnya menerima dosis pertama pada 11 Desember 2020.
"(Saya disuntik) 2 Januari 2021. Harusnya saya (disuntik) tanggal 1, tapi waktu saya ke majlis yang sama di tempat sebelumnya, ternyata lumayan ramai dan akhirnya saya ke tempat yang lebih dekat. Ternyata tidak boleh ke majlis yang berbeda karena kertas-kertasnya ada di majlis yang pertama," kata Gabriel kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berbeda dengan proses ketika menerima suntikan dosis pertama, dia mengatakan jika relawan hanya perlu mengambil nomor antrean tanpa registrasi ulang.
"Hanya datang saja lalu bilang mau vaksin dosis kedua," ujarnya.
Ia menuturkan jika situasi tempat vaksinasi sempat sepi di awal-awal, kendati kemudian ramai sehingga mengharuskan relawan menunggu hampir dua jam sebelum mendapat nomor antrean.
Kendati demikian, protokol kesehatan tetap diterapkan.
"Karena saya datangnya awal, jadi masih sepi, tapi lama kelamaan makin ramai. Saya baru selesai setelah hampir dua jam di sana, saya dapat nomor antrian 10. Protokol kesehatan tetap diterapkan, kursi tunggu yang bisa muat 4 orang saja hanya boleh 2 orang," terang pria yang menetap di Abu Dhabi itu.
Lebih lanjut, Gabriel menuturkan sejauh ini diperkirakan sudah ada ribuan orang yang menerima dosis kedua vaksin Sinopharm.
Dia juga membeberkan keuntungan bagi relawan vaksin usai menerima dosis kedua. Sepuluh hari usai menerima dosis kedua vaksinasi Covid-19, relawan akan mengikuti tes PCR dan hasilnya akan muncul di aplikasi bernama Al Hosn.
Apabila tes menunjukkan hasil negatif, maka relawan akan mendapatkan tanda bintang emas (Gold Star) yang menandakan bahwa mereka sudah divaksinasi dan dibebaskan ke mana saja tanpa perlu tes PCR lagi.
"Enaknya (usai) dosis kedua nih nanti setelah 10 hari lagi, kita ambil tes PCR. Begitu hasil PCR keluar, kita bakal dapat gold star di aplikasi Al Hosn, jadi bintang itu jadi bukti kalau kita sudah vaksin dan bisa bebas ke mana saja tanpa PCR lagi. Tapi kalau ke luar negeri, tetap harus tes," kata pria berusia 21 tahun itu.
Tidak merasakan efek samping
Sejauh ini, setelah menerima dosis pertama dan kedua, Gabriel mengaku tidak merasakan efek samping dari vaksin tersebut. Hanya saja, salah seorang rekannya mengalami pusing setelah divaksinasi.
"Nggak ada efek samping sih, masih nyeri aja lengannya. Tapi temanku ada yang pusing sementara gitu setelah divaksin. Sekarang udah mendingan," tutur Gabriel.
"Teman saya yang pusing ini, saya kurang tahu juga ya, tapi momennya pas aja gitu setelah divaksin dia nggak enak badan. Kalau saya sih, tidak ada masalah," tambahnya.
Sejak 9 Desember 2020, Pemerintah Abu Dhabi telah membuka program gratis bagi relawan vaksin Sinopharm. Program ini terbuka bagi siapa saja, tak terkecuali Warga Negara Asing (WNA) asalkan berdomisili di Abu Dhabi.
Selain Sinopharm, pemerintah setempat juga menggelar program vaksin Sputnik V buatan Rusia, namun terbatas untuk 500 relawan saja.
Gabriel mengatakan saat ini program vaksin masih berlangsung dan masyarakat masih diperkenankan mendaftarkan diri untuk menerima dosis pertama.
"Kalau mau vaksin dosis pertama masih boleh kok, datang saja ke healthcare atau majlis yang buka vaksin," ucapnya.
 Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian Infografis Rincian Target Penerima Vaksin Corona dan Mandiri Gratis |
Relawan vaksin Sputnik V dibayar 1.500 dirham sekitar Rp5,5 juta
Selain mencari relawan vaksin Sinopharm, pemerintah UEA juga membuka program serupa untuk disuntikkan vaksin Sputnik V. Berbeda dengan vaksin China, relawan vaksin Rusia mendapat bayaran sebesar 1.500 dirham atau sekitar Rp5,5 juta berupa kupon supermarket.
Gabriel mengaku sempat iri dengan rekan-rekannya yang mendaftar untuk vaksin Sputnik V karena imbalan yang mereka terima tersebut.
"Teman-teman yang daftar online vaksin dari Rusia itu ternyata dapet uang setiap kali check up sebesar 200 dirham. Jadi dia bakal dapat uang totalnya 1.500 dirham dalam bentuk kupon supermarket," kata pria yang sedang menempuh pendidikan di Mohamed Bin Zayed University for Humanities itu.
"Soalnya mungkin peminat vaksin Sputnik V ini sedikit kali ya, dan target mereka juga 500 orang. Dan saya yakin imbalannya itu diberi oleh pihak UAE-nya deh," sambungnya.
Gabriel menilai situasi terkini terkait pandemi di UEA terlihat ditangani dengan baik oleh pemerintah, didukung dengan masyarakatnya yang taat aturan.
"Menurut saya, kasus Covid di UAE bagus sih dan saya yakin juga akan menurun. Karena ya pemerintahnya bagus dan rakyatnya patuh. Tapi kemarin acara kembang api tahun baru rame banget sih. Meskipun ada protokol kesehatan, saya lumayan takut," tandasnya.