Raja Kerajaan Zulu Afrika Selatan, Goodwill Zwelithini, meninggal dunia setelah mengalami perawatan intensif di rumah sakit dalam beberapa minggu terkahir. Ia meninggal pada Jumat 12 Maret 2021 di umur 72 tahun.
Kabar tersebut diungkap Presiden Cyril Ramaphosa dalam pesan belasungkawa di media sosial.
"Yang Mulia akan dikenang sebagai raja visioner yang sangat dicintai yang memberikan kontribusi penting bagi identitas budaya, persatuan nasional, dan pembangunan ekonomi di KwaZulu-Natal dan melalui ini, untuk pembangunan negara kita secara keseluruhan," tulis Ramaphosa di Twitter seperti dilansir CNN.com Sabtu (13/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zwelithini merupakan Raja Zulu dengan masa jabatan terlama. Ia naik takhta lebih dari 50 tahun yang lalu setelah kematian ayahnya.
Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Zulu melawan invasi Inggris ke wilayah mereka yang telah berlangsung sejak 1800-an.
Ia juga dianggap sebagai pemimpin yang berpengaruh. Pada tahun 2010, Zwelithini mempromosikan kembali tradisi sunat pada pria untuk memerangi tingkat HIV yang tinggi di KwaZulu-Natal, setelah penelitian menunjukkan bahwa hal itu mengurangi penularan secara signifikan.
Warga Afrika Selatan menyerukan agar pemakaman kenegaraan diadakan untuk menghormati Zwelithini yang merupakan raja dari kelompok etnis terbesar di negara itu.
Seorang pengguna media sosial, Nemzah Mageba, dengan cepat memberi isyarat kepada presiden untuk sementara waktu melonggarkan pembatasan kegiatan di Afrika Selatan yang melarang pertemuan massal di pemakaman.
Hal tersebut agar raja yang telah meninggal dapat diberikan upacara publik yang sesuai dengan statusnya.
"Presiden yang terhormat, saya dengan rendah hati meminta Anda menangguhkan peringatan level satu untuk covid, kita perlu menguburkan raja kita sebagaimana layaknya! Dia pantas mendapatkan yang lebih baik dari 50 orang ...," tulis Mageba di Twitter.
Lwazi Monyetsane (33) seorang Zulu yang keluarganya tinggal di provinsi pesisir KwaZulu-Natal, mengatakan kepada CNN bahwa mendiang raja itu layak mendapatkan pemakaman kenegaraan.
Meski demikian, Monyetsane juga khawatir bahwa protokol keamanan Covid-19 dapat diabaikan oleh pengagum raja Zulu yang telah meninggal.
"Pemerintah harus sangat berhati-hati tentang bagaimana mereka maju dengan perencanaan pemakaman. Orang-orang KwaZulu mencintai Raja Zwelithini. Saya akan mengawasi dengan seksama bagaimana kita menanganinya," ujar Monyetsane.
(hdr/ard)