SUDUT INTERNASIONAL

Riwayat Pemberontakan Paskah di Irlandia

CNN Indonesia
Jumat, 02 Apr 2021 14:10 WIB
Ilustrasi Pemberontakan Paskah di Irlandia. (National Library of Ireland on The Commons @ Flickr Commons via Wikimedia Commons)
Jakarta, CNN Indonesia --

Salah satu peristiwa bersejarah di Inggris dan Irlandia adalah Pemberontakan Paskah atau Easter Rising.

Penyebab utamanya adalah orang Irlandia ingin merdeka dari kekuasaan Inggris.

Pemberontakan Paskah terjadi pada 24 April 1916 bertepatan dengan Hari Paskah di kota Dublin, Irlandia.

Pasukan Inggris menggunakan senjata artileri, bom, dan senjata mesin berat untuk melawan para pemberontak Irlandia. Dengan senjata itu, mereka secara brutal juga menembaki warga sipil.

Menurut sejarawan Fearghal McGarry, pihak pemberontak berusaha menghindari pertumpahan darah.

Senada, sejarawan lain, Desmond Ryan menyatakan bahwa anggota Relawan Irlandia disuruh untuk "tidak melepaskan tembakan kecuali diperintahkan atau bertujuan menghindari serangan."

Korban pertama yang tewas adalah tim medis Irlandia yang berusia 19 tahun bernama Margaret Keogh. Ia ditembak oleh pasukan Inggris saat tengah merawat pemberontak yang terluka.

Dalam pemberontakan itu, banyak orang yang ditangkap dan dieksekusi. Hukuman mati terus berlanjut selama sepekan, dan 15 orang berakhir di hadapan regu tembak Inggris.

Dalam kasus yang paling terkenal, Inggris membawa pemberontak yang terluka parah, James Connolly, dari ranjang rumah sakit, lalu mengikatnya ke kursi di Penjara Kilmainham, dan dieksekusi oleh regu tembak.

Kekejaman tentara Inggris akhirnya memicu amarah dan pemberontakan penduduk Irlandia, termasuk mereka yang tadinya menentang pemberontakan.

Pada 24 April 1916, barisan pemberontak Irlandia berseragam militer berkumpul dan berbaris di Dublin menduduki gedung-gedung publik, satu di antaranya kantor pos.

Saat pemberontakan terjadi, Salah aktivis sekaligus pemimpin pemberontakan paskah, Patrick Pearse, berdiri di depan kantor pos dan membacakan proklamasi kemerdekaan Irlandia.

"Kami menyatakan hak rakyat Irlandia atas kepemilikan terhadap Irlandia dan menentukan nasib sendiri, yang berdaulat dan tidak dapat diganggu-gugat. Perampasan hak yang sudah berlangsung lama oleh orang/pemerintahan asing tidak memadamkan hak orang-orang Irlandia, dan tidak akan bisa dipadamkan kecuali dengan penghancuran terhadap orang-orang Irlandia.." bunyi proklamasi tersebut.

Lalu tiba-tiba 20 ribu tentara Inggris datang. Lantaran kalah strategi serta jumlah anggota yang tak sepadan, kelompok pemberontak kalah dan menyerahkan diri.

Pearse menyerah tanpa syarat pada 29 April 1916. Setelah ia menyerahkan diri, darurat militer diberlakukan di seluruh Irlandia.

Sehari setelah menyerahkan diri, aktivis dari Partai Sinn Fein ditangkap. Mereka dianggap sebagai dalang pemberontakan itu. Tak hanya dari Sinn Feinn, siapapun mereka yang dianggap berpartisipasi dalam pemberontakan ditangkap dan dieksekusi.

Sekitar 3.500 orang ditahan oleh pemerintah Inggris akibat pemberontakan itu.

Menurut catatan badan amal Irlandia Glasnevin Trust, ada sekitar 485 orang tewas dalam Pemberontakan Paskah. Kurang lebih 260 diantaranya merupakan warga sipil, 133 militer dan polisi Inggris, dan 82 sisanya pemberontak Irlandia. Lebih dari 2.600 orang luka-luka.

Tentara Irlandia kemudian bergerilya melawan pemerintah Inggris. Gencatan senjata baru disepakati pada Juli 1921.

Mengutip History, beberapa bulan setelahnya kedua belah pihak menandatangani perjanjian pembentukan Negara Bebas Irlandia (free state Irish).

Enam negara bagian utara Irlandia memilih keluar dari Free State dan bergabung bersama Inggris.

Republik Irlandia diproklamasikan pada Senin Paskah, 18 April 1949. Wilayah itu terdiri dari 26 kabupaten di bagian selatan dan barat pulau.

(isa/ayp)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK