Macron Turut Ikut Campur Konflik Rusia-Ukraina

CNN Indonesia
Minggu, 18 Apr 2021 12:56 WIB
Presiden Prancis, Emmanuel Macron, meminta Rusia mengutamakan dialog dengan Ukraina terkait konflik di perbatasan.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (AP/Olivier Hoslet)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, turut ikut campur dalam perseteruan antara Rusia dan Ukraina di wilayah perbatasan.

Dia meminta dunia harus bersikap tegas terhadap gerak-gerik Rusia.

Dalam sebuah kutipan wawancara yang dirilis pada Sabtu (17/4) kemarin, Macron juga menambahkan bahwa negara lain harus siap menjatuhkan sanksi jika Rusia kembali berulah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pernyataan itu disampaikan Macron dalam wawancara dengan jaringan stasiun televisi Amerika Serikat, CBS, di tengah ketegangan terkait pengerahan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan dengan Ukraina.

Menurut Macron, dunia perlu menjelaskan pada Rusia bahwa meski mereka lebih suka dialog terbuka dan jujur ketimbang pengerahan kekuatan militer dalam sebuah pertikaian.

Secara implisit Macron menyinggung Rusia yang mencaplok Krimea pada 2014 dari Ukraina. Pun rangkaian krisis yang terjadi setelahnya.

"Saya pikir sanksi itu sendiri tidak cukup, tetapi sanksi adalah bagian dari paket keseluruhan. Saya memang lebih suka dialog yang konstruktif, tetapi untuk memiliki dialog yang konstruktif dan efisien, Anda perlu kredibilitas," ujar Macron seperti dikutip dari AFP, Minggu (18/4).

Rusia mengerahkan puluhan ribu tentara dekat perbatasan dengan Ukraina dan Krimea. Kontak tembak juga terjadi di sepanjang perbatasan.

Sebenarnya bentrokan hampir berhenti setelah gencatan senjata tercapai musim panas lalu, tetapi baru-baru ini bentrokan malah berlanjut.

Pada Jumat (16/4) lalu, Macron dan Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyatakan dukungan terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Dua pemimpin negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu juga meminta Rusia segera menarik pasukan dari wilayah perbatasan.

Sementara itu pada Kamis (15/4) lalu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menjatuhkan sanksi keuangan terhadap Rusia. AS juga mengusir sepuluh diplomat Rusia sebagai balasan atas serangkaian serangan dunia maya besar-besaran terhadap AS, juga campur tangan Rusia dalam pemilihan umum AS.

Sebanyak delapan orang terkait dengan pendudukan Krimea pun dijatuhi sanksi.

Di luar sederet sanksi ini, Biden tetap berharap bisa mengadakan pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa bulan mendatang.

AS yang merupakan sekutu menyatakan akan mendukung Ukraina menghadapi sikap agresif Rusia.

Akan tetapi, para tentara Ukraina yang ditempatkan di perbatasan kawasan timur dan harus berhadapan dengan pasukan Rusia dan pemberontak separatis merasa tidak yakin NATO akan memberikan bantuan secepatnya.

(els/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER