Cerita WNI Terkepung Gelombang Kedua Corona di India

CNN Indonesia
Selasa, 27 Apr 2021 14:31 WIB
Seorang WNI di Rajasthan, India membagikan pengalaman berada di tengah gelombang kedua infeksi virus corona.
Ilustrasi pasien virus corona di India. (REUTERS/AMIT DAVE)

Setelah sempat mencatat rekor kasus corona harian terendah selama Januari-Februari, Mumbai kembali mengalami lonjakan tajam infeksi Covid-19 pada minggu ketiga Maret hingga 2.000 kasus baru per hari. Sejak itu, kasus harian corona di Mumbai terus melonjak.

Kejadian serupa juga menimpa Ibu Kota New Delhi. Pada pertengahan April lalu, kasus corona harian di New Delhi bahkan mengalahkan Mumbai.

"Sejak itu banyak sekali teman saya di kampus yang kena corona, satu per satu tumbang tertular. Saya enggak tau kenapa tapi kabarnya karena beberapa orang dari Mumbai. Saat itu Mumbai dan New Delhi sudah parah, sudah ditutup juga," kata Anggy.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggy juga mengatakan cukup banyak rekannya sesama pelajar asal Indonesia yang tertular corona di India. Ia menuturkan salah satu temannya yang berbeda kampus tertular dari teman satu kamar asrama.

Anggy menuturkan rekannya itu mengaku bahwa dia merasa tidak enak badan hingga kehilangan indra penciuman setelah salah satu teman sekamarnya mengidap flu berkepanjangan. Namun, rekan sekamarnya itu menolak memeriksakan diri ke dokter.

"Kami lalu meminta dia periksakan diri ke dokter, ternyata positif corona dan segera dikarantina oleh pemerintah daerah distriknya tersebut," kata Anggy.

Menurut Anggy, selain karena varian corona baru, tingkat ketaatan warga India terhadap protokol kesehatan juga mempengaruhi lonjakan penularan corona di negara Asia Selatan itu. Tak sedikit mahasiwa di kampusnya yang kurang menaati aturan protokol kesehatan seperti berkerumun dan tidak mengenakan masker saat melakukan aktivitas perkuliahan.

Meski begitu, sejak mahasiswa banyak yang tertular corona, Anggy menuturkan kampusnya kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring. Ia menyebutkan tidak ada dosen yang datang ke kampus dan kegiatan perkuliahan juga ditutup hingga 2 Mei mendatang.

Anggy merasa ketaatan warga India terhadap protokol kesehatan memang lebih buruk dari warga Indonesia.

"Kalau di Jakarta kan cenderung kita was-was. Di kendaraan umum seperti KRL juga bisa dilihat hampir semuanya menggunakan masker. Kalau di India itu dalam satu bus saja hanya beberapa yang pakai masker, sebagian lainnya tidak," kata Anggy.

Selain itu lonjakan infeksi corona di India juga terjadi akibat upacara adat yang berlangsung sekitar akhir Maret lalu. Lebih dari seribu orang di India dinyatakan positif Covid-19 setelah perayaan ritual mandi di sungai alias Kumbh Mela.

Pemerintah setempat menuturkan Kumb Mela menjadi salah satu penyumbang terbanyak kasus positif Covid-19 di India saat ini.

(rds/ayp)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER