RI Hingga Australia, 6 Negara dengan Tingkat Vaksinasi Rendah

CNN Indonesia
Sabtu, 29 Mei 2021 04:45 WIB
Sejumlah negara menerapkan strategi vaksinasi corona yang berbeda tetapi tingkatnya dinilai rendah.
Ilustrasi vaksinasi corona. (AFP/INDRANIL MUKHERJEE)

Australia

Australia turut menjadi salah satu negara maju dengan tingkat imunisasi corona yang terendah di dunia. Sejauh ini, Australia baru menggunakan 3,91 juta dosis vaksin.

Saat ini, hanya sekitar 480 ribu warga Australia atau 1,9 persen populasi yang telah divaksinasi lengkap. Sementara itu, jumlah populasi Negeri kanguru mencapai lebih dari 9 juta penduduk.

Pasokan vaksin yang minim dan masalah logistik dinilai menyebabkan keterlambatan vaksinasi. Selain itu, pemerintah Australia mengandalkan sebagian pasokan vaksin buatan AstraZeneca.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, AstraZeneca sendiri saat ini tengah dihadapkan dengan keterlambatan pasokan vaksin. Hal itu pun diperparah dengan efek samping penggumpalan darah yang ditemukan pada beberapa penerima vaksin AstraZeneca hingga membuat kepercayaan warga terhadap vaksin tersebut semakin rendah.

Kanada

Kanada mempunyai jumlah pasokan vaksin Covid-19 terbesar di dunia. Namun, negara di Amerika Utara itu tengah berjuang mendatangkan dosis vaksin tersebut dan menyuntikannya kepada para penduduk.

Sejauh ini, Kanada baru menerima dan menggunakan 22,3 juta dosis vaksin kepada penduduknya. Berdasarkan data John Hopkins University, sejauh ini 1,81 juta warga atau 4,8 persen populasi Kanada telah menerima vaksinasi corona lengkap.

Sementara itu, total penduduk Kanada mencapai 38,04 juta.

Indonesia

Sejauh ini, Indonesia telah menerima 25,8 juta dosis vaksin. Sementara itu, saat ini hanya 10,2 juta warga atau 3,8 persen populasi Indonesia telah menerima vaksin lengkap.

Di awal program vaksinasi nasional, pemerintahan Presiden Joko Widodo menetapkan target ambisius yakni bisa memvaksinasi setidaknya 181,5 juta warga sampai akhir 2022.

Namun, hingga kini, pelaksanaan vaksinasi dinilai lambat dan tidak terorganisir dengan baik.

Salah satu alasan imunisasi berjalan lambat adalah minimnya pasokan vaksin yang dimiliki pemerintah, ketidaksiapan sistem kesehatan nasional, dan keraguan warga yang cukup tinggi soal efektivitas serta keamanan vaksin.

Selandia Baru

Per Jumat (28/5), Selandia Baru telah memberikan 562 dosis vaksin corona. Sampai saat ini, sebanyak 191 ribu warga atau 3,9 persen populasi Selandia Baru telah menerima vaksinasi lengkap.

Sementara itu, total penduduk negara pimpinan Perdana Menteri Jacinda Ardern itu mencapai 5 juta orang.

Selandia Baru menjadi salah satu negara yang sukses menangani pandemi corona dengan hanya mencatat total kasus infeksi sebanyak 2.670 dan 26 kematian.

Meski begitu, melaksanakan program vaksinasi ternyata menjadi tantangan baru pemerintahan Ardern. Menurut Ardern, salah satu faktor penghambat vaksinasi di negaranya adalah pemerintah hanya mengandalkan satu produsen vaksin yakni Pfizer/BionTech.

Selain itu, sejumlah pihak menganggap pemerintahan Ardern tidak terlalu memandang vaksinasi sebagai hal yang darurat bagi warganya lantaran penularan corona di Selandia Baru sangat rendah.

Melansir CNN, menurut beberapa ahli kesehatan, hal itu membuat pemerintah tidak terlalu fokus berlomba-lomba dengan negara lainnya untuk mengamankan pasokan vaksin.

(rds/ayp)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER