Inggris kembali mencatat rekor infeksi virus corona (Covid-19) yang mencapai 11.007 ribu kasus dalam sehari pada Kamis (17/6).
Berdasarkan data pemerintah negara Ratu Elizabeth tersebut lonjakan kasus harian itu menjadi yang tertinggi sejak pertengahan pertengahan Februari lalu.
Merujuk pada data yang dipublikasi lewat https://coronavirus.data.gov.uk/details/cases, terakhir kali lonjakan positif Covid Inggris berada di atas 10 ribu adalah pada pertengahan Februari lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejatinya, merujuk pada grafik data yang sama, perkembangan Covid di Inggris sebetulnya terus melandai sejak puncak lonjakan yang mencapai 55 ribu tambahan kasus pada awal Januari 2021. Grafik tambahan kasus baru terus menurun hingga terus kembali naik sejak akhir Mei lalu.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (18/6), penularan Covid varian delta menjadi yang terbanyak yang terdeteksi dari tambahan kasus harian. Dalam sepekan terakhir, Kementerian Kesehatan Publik Inggris mencatat ada tambahan kasus baru varian delta dalam sepekan terakhir mencapai 33.630 orang.
Kementerian itu menyatakan varian delta mencakup sekitar 91 persen dari kasus aktif Covid di Inggris saat ini. Meskipun demikian, kementerian itu menyatakan program vaksinasi Covid yang terus digencarkan telah efektif memberi perlindungan dari risiko membeludaknya rawat inap.
"Kasus meningkat dengan cepat di seluruh negeri, dan varian Delta sekarang dominan," ujar Kepala Eksekutif Badan Kesehatan Inggris, Jenny Harries.
Meskipun demikian, Kepala Penasihat Medis Inggris, Chris Whitty, mengatakan pemerintah tetap meningkatkan kewaspadaan atas risiko rawat inap yang membludak hingga berujung fatal: kematian. Seperti dilansir dari The Associated Press, Whitty mengatakan pihaknya masih belum dapat memastikan penyebab lonjakan penularan corona ini.
Di satu sisi, para pakar dunia menilai varian baru virus corona delta itu memiliki kemampuan menular hingga 80 persen lebih cepat.
Sebagian besar kasus Covid-19 yang baru terkonfirmasi di Inggris dialami oleh kelompok usia yang lebih muda dan belum mendapatkan giliran vaksinasi corona. Pemerintah Inggris sendiri memulai program vaksinasi terhadap warga di atas usia 19 mulai Jumat ini.
Penyebaran varian baru corona ini pun membuat pemerintah menunda rencana mencabut pembatasan pergerakan yang rencananya berlaku mulai pekan depan.
Pada Senin lalu, Perdana Menteri Boris Johnson menyatakan menunda pencabutan pembatasan pergerakan hingga 19 Juli. Ia berharap pada 19 Juli nanti, dua pertiga populasi dewasa di Inggris sudah menerima dua suntikan vaksin, termasuk lanjut usia.
Lonjakan infeksi corona ini juga berlangsung ketika Inggris akan menjadi salah satu tuan rumah putaran final Euro 2020 di Stadion Wembley, London. Inggris juga rencananya menjadi tuan rumah partai final Euro 2020 yang akan digelar pada 11 Juli mendatang.
Wembley juga akan menggelar dua laga semifinal pada 6 Juli dan 7 Juli mendatang.
UEFA dikabarkan mengancam membatalkan semifinal dan final Euro 2020 digelar di Wembley, jika pemerintah Inggris tetap mewajibkan 2.500 tamu VIP menjalani karantina saat memasuki negara tersebut.
Dikutip dari London Evening Standard, pihak UEFA sudah menyatakan siap memindahkan laga semifinal dan final ke Puskas Arena, Budapest, jika pemerintah Inggris tetap mewajibkan 2.500 tamu VIP UEFA menjalani karantina.
Meskipun demikian, UEFA menyatakan masih berdiskusi dengan pemerintah Inggris, termasuk mengenai jumlah suporter yang bisa menonton langsung di dalam stadion.