Amerika Serikat kembali berada di ambang lonjakan Covid-19, setelah kasus harian pada Rabu (4/8) kemarin mencapai 112.279 orang.
Merujuk data Worldometer, lonjakan kasus harian itu memang masih lebih rendah jika dibandingkan pada Februari 2021. Pada 5 Februari lalu, kasus harian Covid di AS mencapai 131.159 kasus, dengan angka kematian 3.628.
Jumlah itu terus menyusut hingga 12 Juli. Pada 13 Juli, kasus mulai menyentuh hingga 30 ribu dan mencapai 104.640 kasus pada 30 Juli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian pada 3 Agustus kasus harian Covid-19 di AS mencapai 108.824.
Meningkatnya jumlah kasus di AS dipicu oleh varian Delta yang disebut lebih menular.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), 93,4 persen dari total kasus Covid-19 selama dua pekan pada Juli lalu diidentifikasi disebabkan oleh varian Delta.
Jumlah ini bahkan lebih tinggi di beberapa bagian negara, termasuk wilayah yang mencakup Iowa, Kansas, Missouri dan Nebraska.
Di wilayah tersebut varian Delta bahkan menyumbang lebih dari 98 persen kasus infeksi Covid-19.
Angka-angka ini menunjukkan peningkatan kasus yang cepat selama dua bulan terakhir. Padahal, Mei lalu prevalensi varian Delta diperkirakan hanya sekitar 3 persen.
Pada saat yang sama di Mei, virus varian lain seperti Alpha atau B.1.1.7 yang tadinya dominan di AS menyebabkan 69 persen kasus.
Kini menurut CDC, varian Alpha hanya menyumbang 3 persen dari seluruh kasus Covid-19 di AS.
Selain karena varian Delta, vaksinasi yang rendah di beberapa negara bagian juga memicu lonjakan kasus.
Para ahli di AS terus mengingatkan upaya vaksinasi lebih digencarkan demi meredam varian Delta.
"Varian berikutnya sudah dekat, jika tidak semua divaksinasi," kata mantan penguji virus corona, Laksmana Brett Goirr kepada CNN.
"Saya hanya memohon kepada penduduk AS untuk mengerti untuk mengalahkan virus ini, kita harus meningkatkan tingkat kekebalan semua orang, dan begitulah adanya," tambah Goirr.
Selain varian Delta, menurut para pakar jumlah penduduk yang sudah divaksin di AS belum bisa membuat negara itu disebut aman. Sebab varian yang pertama kali ditemukan di India itu disebut sangat mudah menular.
"Virus ini sangat menular. Jika Anda memilih bermain-main dengan virus, jangan coba-coba melakukannya. Pada akhirnya virus ini akan menginfeksi Anda," kata Direktur Pusat Penelitian Kebijakan dan Penyakit Menular, Michael Osterholm, dikutip CNN.
Warga Amerika yang memilih untuk tidak divaksin, kata Osterholm, bukan hanya memposisikan dirinya dalam bahaya tetapi juga membahayakan orang lain.