Di sisi lain, sejumlah ilmuwan ragu lab di Institut Virologi Wuhan (WIV) atau laboratorium lain di China memiliki sampel virus atau informasi kontekstual lainnya yang dapat membantu mereka melacak sejarah evolusi virus corona.
Dua ilmuwan yang mempelajari virus corona mengaku ragu ada data genetik yang belum diketahui para ilmuwan.
"Pada dasarnya dalam (makalah penelitian tahun 2020 yang diterbitkan di Nature), WIV menyampaikan semua urutan yang mereka miliki hingga titik waktu tertentu - itulah yang diyakini sebagian besar ilmuwan virologi, itulah yang mereka miliki," kata ahli virologi di Fakultas Kedokteran Universitas Tulane, Robert Garry, kepada CNN.
Seorang sumber dekat dengan penyelidikan AS tidak mau mengonfirmasi atau menyangkal data apa pun yang berkaitan dengan 22 ribu sampel itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber yang mengetahui upaya tersebut juga mengatakan bahwa mencari tautan genetik yang hilang itu tidak akan cukup untuk membuktikan secara pasti virus itu berasal dari laboratorium di Wuhan atau muncul secara alami.
Pejabat masih perlu mengumpulkan petunjuk kontekstual lain untuk menentukan asal mula pandemi yang sebenarnya.
"Data teknis yang paling berharga dalam konteks ini adalah urutan genetik, entri basis data, dan informasi kontekstual tentang asal sampel, dan waktu, serta konteks di mana mereka memperoleh --informasi yang akan digunakan orang untuk menempatkannya dalam narasi asal-usul SARS-- Covid," katanya kepada .
Untuk saat ini, pejabat intelijen senior masih terbelah. Satu kelompok meyakini teori virus berasal dari lab atau antarmanusia dengan perantaraan hewan, atau kombinasi keduanya.
(isa/has)