Kaisar Naruhito Ungkap Penyesalan Jepang Masa Perang Dunia II

CNN Indonesia
Minggu, 15 Agu 2021 16:17 WIB
Kaisar Jepang Naruhito menyatakan penyesalan mendalam atas tindakan negaranya selama Perang Dunia II.
Kaisar Jepang Naruhito menyatakan penyesalan mendalam atas tindakan negaranya selama Perang Dunia II. Foto: STR / Japan Pool via Jiji Press / AFP
Jakarta, CNN Indonesia --

Kaisar Jepang Naruhito menyatakan penyesalan yang mendalam atas tindakan negaranya pada Perang Dunia II, dalam peringatan ke-76 tahun peristiwa itu.

"Melihat kembali masa damai pasca perang yang panjang, merenungkan masa lalu kita dan mengingat perasaan sesal yang mendalam," tutur Nuruhito dalam upacara peringatan kematian korban perang, dikutip Reuters, Minggu (15/8).

"Saya sungguh-sungguh berharap bahwa kerusakan akibat perang tidak akan pernah terulang lagi," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nuruhito juga berharap orang-orang akan menyatukan hatinya dan bergabung mengatasi ujian pandemi, di mana kasus Covid-19 di negara itu tengah melonjak.

Ia merupakan cucu Kaisar Hirohito, yang saat memimpin terlibat dalam perang dunia kedua.

Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga juga turut hadir dalam upacara peringatan itu. Ia berjanji tragedi perang tak akan terulang lagi

Suga mengatakan Jepang tak pernah melupakan perdamaian yang dinikmatinya saat ini, yang dibangun di atas ribuan korban tewas dalam tragedi tersebut.

"Kami akan berkomitmen pada janji kami, untuk tak pernah mengulangi tragedi perang," kata Suga, seperti dikutip Associated Press.

Namun, ia tak meminta maaf kepada para korban agresi Jepang di seluruh wilayah Asia pada paruh pertama abad ke-20. Sebuah tindakan yang ditetapkan pendahulunya Shinzo Abe, yang kerap dituduh mencoba menutupi brutalitas negaranya di masa lalu.

Mulai 2013, Abe menghapus tradisi yang sudah berjalan hampir 20 tahun dengan permintaan maaf dari pemimpin sosialis Tomiichi Murayama pada 1995. Ia berhenti mengakui permusuhan masa perang Jepang atau meminta maaf dalam pidatonya tiap 15 Agustus.

Dalam pidato Suga kali ini, ia menyebut kerusakan yang ditimbulkan Jepang dan rakyatnya, termasuk serangan atom Amerika Serikat di Hiroshima-Nagasaki, pengeboman Tokyo serta kota-kota lain, dan pertempuran sengit di Okinawa. Ia menyampaikan dukanya untuk hal tersebut.

Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Tokyo, sekitar 200 peserta berkabung dengan mengheningkan cipta selama satu menit, untuk korban tewas dalam Perang Dunia ke-2.

Mereka mengenakan masker, dan tak terdengar nyanyian lagu kebangsaan Jepang.

Sebelum mengunjungi upacara di aula Budokan Tokyo, Suga diketahui meletakkan bunga di pemakaman nasional terdekat untuk tentara tak yang dikenal.

Media Jepang melaporkan, Suga justru menjauhi kuil Yasukuni yang dinilai kontroversial. Ia hanya mengirim persembahan keagamaan di kui itu.

Korban kolonialisme Jepang selama paruh pertama abad ke-20, terutama Korea dan China, menganggap kuil sebagai simbol militerisme Jepang.

Abe dan tiga pejabat lainnya mengunjungi kuil itu hari ini, Minggu (15/8). Sementara dua menteri lain, datang pada hari Jumat (13/8).

Kunjungan itu memicu kecaman dari China dan Korea Selatan.

Kementerian Luar Negeri Korsel mendesak para pejabat untuk menunjukkan penyesalan yang tulus melalui tindakan sehingga kedua negara dapat mengembangkan hubungan ke arah yang lebih baik di masa depan.

(nis/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER