Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, berusaha memperbaiki hubungan dengan melontarkan pujian kepada Prancis. Negara pimpinan Emanuel Macron itu marah karena kesepakatan kapal selam Amerika Serikat, Inggris, dan Australia.
"Kami, sangat, sangat bangga pada hubungan kami dengan Prancis. Cinta kami pada Prancis tak terhapuskan," kata Johnson kepada wartawan, seperti dikutip Reuters, Senin (20/9).
Johnson kemudian menggambarkan kedua negara itu bak Entente Cordiale, sebuah hubungan persahabatan yang saling memahami.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini adalah hubungan yang sangat bersahabat, sebuah Entente Cordiale, yang berlangsung satu abad atau lebih dan sangat penting bagi kami," tuturnya sebagaimana dilansir Bloomberg.
Inggris dan Prancis memang bekerja sama dalam berbagai program, termasuk operasi militer di Mali. Mereka juga terlibat dalam program simulasi uji nuklir di Baltik.
Namun, Prancis mengungkapkan kemarahannya usai Australia membatalkan kesepakatan pembuatan kapal selam, dan lebih memilih menjalin kerja sama dengan Inggris dan AS.
Australia, AS, dan Inggris menjalin kesepakatan trilateral yang fokus pada keamanan di Indo-Pasifik. Dari kesepakatan itu, Australia akan membangun 8 kapal selam bertenaga nuklir.
Prancis menganggap rezim Joe Biden sama saja dengan pemerintahan sebelumnya yang mengambil keputusan tak terduga dan memperumit situasi sekutu.
Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian, mengatakan kesepakatan itu berbau oportunisme permanen.
Sementara itu, Menteri Prancis untuk Eropa, Clement Beaune, menggambarkan perjanjian itu sebagai pertanda Amerika kembali ke dalam bentuk vasalisasi. Vasalisasi merupakan kondisi di mana satu pihak menciptakan tingkatan-tingkatan.
(isa/has)