Wilayah perbatasan antar negara seringkali menjadi titik panas konflik. Sebut saja pertempuran Kashmir, perebutan wilayah Gaza, bahkan perang alutsista yang dilakukan di negara-negara Semenanjung Korea.
Perebutan wilayah ini seringkali memakan korban jiwa bagi masyarakat hingga militer yang ada di daerah rawan. Tak hanya itu, pembatasan juga seringkali dilakukan di wilayah sengketa dan membuat masyarakatnya hidup dalam ketakutan.
Masalah migran hingga peredaran narkoba antara negara seperti Amerika Serikat dan Meksiko juga kerap memunculkan situasi mengerikan di perbatasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut merupakan perbatasan negara yang mengerikan dan rawan konflik di dunia:
Pakistan dan India memperebutkan wilayah Kashmir sejak 1947. Wilayah ini memiliki penduduk mayoritas Muslim. Sejak lama, Kashmir menjadi sebab pertikaian antara pemerintah India dan militan asal Pakistan.
Pada 2019, konflik ini diperparah dengan dicabutnya Pasal 370 Konstitusi India yang menyatakan status khusus Jammu dan Kashmir. Wilayah ini seringkali dikunci komunikasinya. Bahkan, wilayah ini juga sering menahan orang, dikutip dari CFR.
Di tahun yang sama, pasukan India di Kashmir diserang dan menewaskan sedikitnya 40 tentara. Serangan ini diklaim oleh militan Pakistan Jaish-e-Mohammad. Dua minggu kemudian, India mengklaim telah melakukan serangan udara ke markas teroris yang ada di wilayah Pakistan.
Pakistan membalas serangan ini dengan meluncurkan serangan udara di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Serangan ini berubah menjadi pertempuran udara. Pakistan menembak jatuh dua pesawat militer India dan menangkap seorang pilot negara itu. Pilot itu dibebaskan dua hari kemudian.
Konflik di negeri Ginseng ini sangat terkenal. Salah satunya akibat kedua negara yang gemar memamerkan senjata-senjata baru mereka. Tak hanya itu, Korea Utara juga dikenal kepemimpinannya yang otoriter dan senjata nuklir andalan. Sementara itu, Korea Selatan dikenal dengan orientasi ekonomi Liberal.
Konflik antara Korut dan Korsel berlangsung sejak awal 1950-an. Amerika Serikat juga menjadi negara yang terlibat dalam konflik ini. AS memberikan dukungan pada Korsel, sementara Cina dan Uni Soviet mendukung Korut.
Lihat Juga : |
Amerika Serikat sendiri memiliki hampir 29.000 tentara yang dikerahkan di semenanjung Korea. Selain pasukan AS, 63 ribu tentara Korea Selatan dan 1,2 juta tentara Korea Utara ditempatkan di dekat Zona Demiliterisasi (DMZ), menjadikannya salah satu perbatasan paling ketat di dunia.
Gaza dan Tepi Barat adalah wilayah yang diperebutkan oleh Israel dan Palestina. Bentrok antara pihak Israel dan Palestina seringkali terjadi. Pada 28 Agustus misalnya, jet tempur Angkatan Udara Israel kembali membombardir jalur Gaza, Palestina dengan alasan membalas bentrokan dalam aksi unjuk rasa di sepanjang perbatasan.
Seperti dilansir Associated Press, jet tempur Israel menyerang sejumlah bangunan yang menurut mereka sebagai fasilitas militer Hamas di Jalur Gaza. Sebab menurut Israel, Hamas berada di balik aksi unjuk rasa yang terjadi.
Bentrokan yang terjadi antara pengunjuk rasa di Gaza dan tentara Israel terjadi pada malam hari. Para pendemo melemparkan bom molotov ke arah tentara penjaga perbatasan Israel. Dalam bentrokan itu dilaporkan lima warga jalur Gaza terluka akibat tembakan peluru tajam yang dilepaskan tentara Israel.
Tak hanya itu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett juga menolak ide pembentukan negara Palestina. Bennet menilai Hamas atau kelompok radikal Palestina lainnya berhasil menguasai Tepi Barat yang kini dikuasai pemerintah resmi Palestina. Kehidupan warga Israel yang tinggal di Kfar, Saba, dan Raanana akan berubah menjadi neraka.
"Saya menentang negara Palestina. Saya pikir itu akan menjadi kesalahan besar yang akan membawa situasi mengerikan di Gaza dan menimpa Yudea dan Samaria," kata Bennett kepada dikutip dari Jerusalem Post.
Sementara itu, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain sepakat untuk menormalkan hubungan negaranya dengan Israel. Keduanya menyusul Yordania dan Mesir yang sudah menormalkan hubungan mereka dengan Israel sebelumnya.
Kesepakatan perdamaian ini dikenal dengan Kesepakatan Abraham, yang dipelopori salah satunya oleh AS. Dari pihak Palestina, pemimpin Palestina Mahmoud Abbas menolak kesepakatan itu. Hamas juga menolak perjanjian tersebut.
Perbatasan Arab Saudi-Yaman hingga AS-Meksiko, lanjut baca di halaman berikutnya...