Seorang filsuf dan ahli bioetika asal Rusia, Anna Gotlib, mengatakan faktor lain yang turut berkontribusi yakni ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
"Mereka sulit percaya akan vaksin buatan negaranya. Tapi mereka tidak percaya vaksin buata Barat. Pada akhirnya, mereka tidak memilih keduanya," terang Gotlib.
Menurutnya, warga Rusia juga memiliki sejarah panjang menyoal kepercayaan terhadap pengobatan alternatif atau pengobatan rumahan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gotlib juga menggambarkan bagaimana disinformasi soal Covid-19 dan vaksin membanjiri media Rusia.
"Saat orang mengeluh betapa cepatnya disinformasi menyebar di AS, mereka tak tahu betapa buruknya kondisi yang hampir sama di Rusia," kata Gotlib.
"Sampai-sampai saat Anda melihat media Rusia kadang sulit melewatkan klaim (omong kosong) anti vaksin yang tak berbasis ilmiah."
Selain itu, beberapa pihak menilai maraknya tes antibodi di Rusia menjadi pemicu orang enggan divaksin. Padahal tes itu tak membentuk antibodi, namun untuk mendeteksi infeksi virus corona.
Pemerintah Rusia enggan memberlakukan pembatasan sosial yang mungkin bisa menekan laju penularan virus corona. Mereka khawatir tindakan tersebut berdampak buruk pada perekonomian negara.
Bar, restoran, dan klub disebut tetap buka di seluruh negeri.
Meski kasus melonjak, Global News melaporkan, Kremlin mengesampingkan penguncian wilayah baru yang pernah dilakukan selama awal pandemi.
Pemerintah mengklaim belum mau menerapkan lockdown selama fasilitas kesehatan tak kewalahan dan tetap bisa bekerja sebagaimana mestinya.
Moskow pernah meminta pelaku usaha untuk menerapkan tes PCR bagi konsumen restoran dan bar. Tetapi aturan itu tak bertahan lama, lantaran mereka mengaku kehilangan pendapatan.
Namun, pada 5 Oktober lalu, Walikota Moskow Sergei Sobyanin mengumumkan pengujian PCR massal akan dimulai dalam satu atau dua pekan di kota itu.
Demi menekan laju penularan virus, beberapa wilayah Rusia lain akan menjadikan bukti vaksinasi sebagai syarat masuk ke sejumlah tempat publik.
Di hari yang sama, Wakil Perdana Menteri Tatiana Golikova juga mengatakan pemerintah federal sekarang merekomendasikan wilayah untuk menetapkan kode QR vaksinasi sebagai syarat menghadiri pertemuan besar.
(isa/bac)