AS: Iran di Balik Serangan Drone di Pangkalan Al-Tanf Suriah

CNN Indonesia
Selasa, 26 Okt 2021 04:41 WIB
Ilustrasi. Pemerintah AS menyebut Iran sebagai otak di balik serangan drone yang menyasar pangkalan Al-Tanf Suriah, di mana pasukan AS juga bermarkas. (Foto: REUTERS/YAMAM AL SHAAR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Amerika Serikat mengklaim Iran sebagai dalang di balik serangan drone di pos militer Suriah beberapa waktu lalu, tempat pasukan AS bermarkas.

Meski menyebut serangan drone dilakukan oleh Iran, namun pemerintah AS tidak menyebut bahwa serangan diluncurkan dari Iran.

Pentagon menyebut serangan tersebut melibatkan sebanyak lima drone dengan bahan peledak yang menghantam sisi garnisun Al-Tanf AS, dan tempat pasukan oposisi Suriah tinggal.

Tidak ada laporan cedera atau kematian akibat serangan tersebut.

Pasukan AS dan koalisi pangkalan di Al-Tanf bermarkas di lokasi tersebut untuk membantu pasukan Suriah bertahan atas ancaman ISIS.

Pangkalan tersebut terletak di jalan penghubung pasukan yang didukung Iran dari Teheran sampai ke Lebanon Selatan dan Israel.

Juru bicara Pentagon John Kirby menolak memberikan rincian soal klaim tersebut.

"Serangan yang kompleks, terkoordinasi dan disengaja," ujar John Kirby dalam sebuah konferensi pers.

Ia belum memberi keterangan perihal rencana serangan balik yang mungkin dilakukan pasukan AS. Kini, pihaknya memprioritaskan keamanan.

"Perlindungan dan keamanan pasukan kami di luar negeri tetap menjadi perhatian utama menteri itu," kata Kirby.

Keterangan berbeda disampaikan media-media 'pro' Iran, yang menyebut serangan terhadap Al-Tanf dilakukan oleh "sekutu Suriah".

Israel dijadikan kambing hitam atas serangan tersebut, namun Amerika Serikat tidak bergeming dan menyebut Iran sebagai dalang dari serangan.

Serangan Al-Tanf terjadi di periode meningkatnya ketegangan AS dengan Iran.

Serangan besar Iran terakhir terhadap pasukan AS terjadi Januari 2020, ketika Teheran meluncurkan rentetan rudal balistik di pangkalan udara al-Asad di Irak.

Pasukan AS dan koalisi diperingatkan soal rudal yang dijatuhkan, dan dapat berlindung. Namun lebih dari 100 pasukan AS alami cedera otak traumatis akibat ledakan tersebut.

(ap/fjr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK