Pagi ini berita yang paling banyak disoroti soal Singapura bakal gratiskan pengobatan Covid-19.
Begitu pula ancaman serta intimidasi junta militer Myanmar terhadap warga, jadi kabar yang masih ramai dibaca.
Berikut tiga berita yang kami rangkum dalam Kilas Internasional Selasa (11/1) pagi ini:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, mengatakan negaranya akan membebaskan biaya pengobatan Covid-19 bagi pasien anak 12 tahun ke bawah terlepas status vaksinasi mereka.
Meski begitu, pemerintah Singapura hanya akan menggratiskan biaya pengobatan pasien Covid-19 bagi anak yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri selama beberapa pekan terakhir.
Ong menuturkan aturan ini akan berlaku bagi anak dari warga negara Singapura, penduduk tetap (permanent resident), pun juga pemegang izin tinggal jangka panjang.
"(Keputusan) ini diambil dari berbagai alasan, salah satunya karena anak-anak lebih jarang mendapatkan gejala parah ketika terinfeksi, dan kami ingin mempertahankan sebanyak mungkin akses pembelajaran holistik secara universal kepada anak-anak," kata Ong, dikutip dari Channel NewsAsia pada Senin (10/1).
Arab Saudi mengharamkan kaum perempuan mengunjungi makam Nabi Muhammad yang terletak di dalam kompleks Masjid Nabawi, Kota Madinah.
Pada Minggu (9/1), Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi menetapkan hanya kaum laki-laki yang boleh berkunjung ke zona makam Nabi Muhammad di dalam Masjid Nabawi atau dikenal dengan Raudhah atau Taman Surga. Namun, jemaah perempuan masih boleh beribadah dan mengunjungi Masjid Nabawi.
Para kaum pria yang ingin mengunjungi Rhaudhah pun harus mendaftar terlebih dahulu melalui aplikasi Eatmarna dengan waktu tunggu selama bulan (30 hari), menurut laporan koran Saudi, Okaz.
Junta Myanmar memaksa para warga untuk mendukung pemerintahannya dengan cara menyebarkan pamflet dari helikopter. Mereka juga mengancam rumah penduduk akan dihancurkan jika tak memenuhi permintaan tersebut.
Selebaran-selebaran itu tercetak dalam ukuran A4 yang dilipat jadi tiga bagian. Pamflet itu berisi campuran ancaman bagi siapa saya yang ingin mendukung atau bergabung dengan Tentara Pertahanan Rakyat (PDF) anti-junta.
"Apakah Anda akan membiarkan rumah Anda dihancurkan.Berjuang bersama tentara melawan PDF!" " tulis selebaran itu seperti dikutip Myanmar Now, Senin (10/1).
(tim/bac)