Mahkamah Agung AS Blokir Aturan Vaksin Covid di Perusahaan
Mahkamah Agung AS menghentikan upaya aturan pemerintahan Joe Biden dalam mewajibkan pegawai perusahaan besar vaksinasi Covid-19 atau menjalani tes mingguan serta mengenakan masker di tempat kerja.
Di saat yang sama, pemerintahan Joe Biden diizinkan melanjutkan mandat vaksin untuk sebagian besar petugas kesehatan di AS.
Keputusan Mahkamah Agung itu diumumkan pada Kamis (13/1), saat kasus virus corona melonjak di AS. Hal tersebut membuat pemerintah berupaya terus menggenjot tingkat vaksinasi di antara warga AS.
Mayoritas konservatif menilai pemerintah melampaui kewenangannya dengan berusaha memberlakukan aturan vaksin atau tes mingguan pada bisnis besar AS. Lebih dari 80 juta orang diperkirakan terdampak hal itu.
"Administrasi Kesehatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) belum pernah memberlakukan mandat seperti itu. Kongres juga tidak," tulis pihak konservatif seperti dilansir AP, Kamis (13/1).
Saat perbedaan pendapat, pihak liberal menilai pengadilan yang melampaui batas dengan mengganti penilaian ahli kesehatan dengan pandangan sendiri.
"Pengadilan mengganti keputusan pejabat pemerintah yang diberi tanggung jawab dalam menghadapi keadaan darurat kesehatan di tempat kerja," tulis Hakim Stephen Breyer, Elena Kaga, dan Sonia Sotomayor.
Sebelumnya, pemerintahan Joe Biden menilai aturan tersebut bisa menjadi keberhasilan mendorong jutaan orang vaksinasi, termasuk untuk sektor bisnis swasta.
Namun, aturan mewajibkan karyawan bisnis besar vaksin atau menjalani tes mingguan di tempat kerja itu ditentang negara-negara yang dipimpin Partai Republik.
Beberapa alasannya adalah peraturan tersebut dinilai terlalu mahal dan cenderung menyebabkan karyawan mengundurkan diri, dan perusahaan sulit mendapatkan karyawan baru.
Terpisah, berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), lebih dari 208 juta orang Amerika telah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19. Angka itu setara dengan 62,7 persen dari populasi.
Sedangkan sepertiga dari yang telah divaksin juga sudah mendapatkan suntikan booster.
Sebelumnya, AS sempat mencatat rekor dunia dengan mendeteksi 1,35 juta kasus Covid-19 dalam sehari pada Senin (10/1).
(ap/chri)