Perkembangan konflik Rusia-Ukraina masih meramaikan berita internasional pada Kamis (17/2).
Ada pula Belanda minta maaf ke Indonesia dan 3 negara Eropa mulai berdamai dengan Covid-19 turut menjadi sorotan berita internasional kemarin.
Berikut kilas berita internasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perdana Menteri Belanda meminta maaf kepada Indonesia karena menggunakan kekerasan yang ekstrem dan sistematis saat perang kemerdekaan Indonesia. Permintaan maaf ini muncul setelah penelitian mengungkap kekerasan yang dilakukan Belanda saat perang melawan Indonesia.
Dalam studi yang dilakukan selama empat tahun oleh peneliti Belanda dan Indonesia, diketahui tentara Belanda membakar desa-desa, melakukan penahanan massal, penyiksaan, dan mengeksekusi masyarakat pada 1945-1949. Kekerasan ekstrem ini dilakukan dengan dukungan diam-diam dari pemerintah.
"Hari ini, atas nama pemerintah Belanda, saya menyampaikan permintaan maaf terdalam saya kepada rakyat Indonesia atas kekerasan sistematis dan ekstrem dari pihak Belanda pada tahun-tahun itu," kata Perdana Menteri Mark Rutte dalam konferensi pers, dikutip dari AFP.
NATO menyatakan Rusia masih mempertahankan personel dan alat tempur di perbatasan yang siap menyerbu Ukraina terlepas dari klaim Moskow yang mengaku telah menarik pasukan.
"Apa yang kita lihat hari ini Rusia mempertahankan kekuatan invasi besar-besaran yang siap menyerang dengan kekuatan penuh dari Crimea hingga Belarus," kata Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, usai konferensi tingkat tinggi para menteri pertahanan negara anggota di Brussel.
Ia kemudian berujar, "ini adalah penumpukan pasukan terbesar di Eropa sejak Perang Dingin."
Jerman, Swiss, dan Austria mencabut hampir seluruh pembatasan selama pandemi Covid-19mulai pekan ini.
Jerman mulai mencabut seluruh pembatasan Covid-19 setelah tingkat infeksi virus corona di negara itu menunjukkan penurunan, kata Kanselir Olaf Scholz.
Scholz memaparkan ada tiga tahap pembukaan hingga Jerman benar-benar meraih "hari kebebasannya" pada 20 Maret nanti.
Swiss dan Austria juga mencabut hampir semua pembatasan Covid-19 meski tren infeksi virus corona di kedua negara itu masih terbilang tinggi.
Swiss menganggap saat ini menjadi waktu tepat untuk "normalisasi cepat" kehidupan nasional.
Sementara itu, Kanselir Austria Karl Nehammer mengatakan pemerintah akan membatalkan sebagian besar tindakan mulai 5 Maret.