Pengamat dari Stimson Center di Washington DC, Amer Al Sabaileh, mengatakan perwalian Yordania hanya gelar simbolis.
"Karena masjid berada di wilayah pendudukan, yang mana Israel memutuskan dan mengendalikan segala masalah," ucap Al Sabaileh.
Saat bentrok terakhir meletus di Yerusalem, Yordania juga hanya mengecam, tak banyak hal yang mereka buat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Al Sabeileh, model perwalian perlu direvisi sebelum menjadi masalah Yordania.
Belakangan ini, Israel gencar menormalisasi hubungan dengan Arab. Dalam upaya itu pertanyaan soal peran dalam perwalian situs-situs suci Yerusalem mungkin muncul. Yordania, katanya, perlu memanfaatkan nilai statusnya di sana.
Saat sejumlah negara Arab memulai gelombang normalisasi dengan Israel pada 2020, Yordania khawatir perwalian akan ditransfer ke Arab Saudi sebagai hadiah utama karena potensi pengakuannya terhadap Israel.
Reaksi di Yordania sangat sengit menyoal hal itu, sehingga mendorong Riyadh untuk menegaskan peran Amman sebagai pelindung situs tersebut.
Melihat situasi itu, Muasher menilai satu-satunya jalan bagi Israel adalah menyelesaikan masalah dengan Palestina di Yerusalem.
"Apa yang telah kita lihat dalam beberapa pekan terakhir di Yerusalem, tak peduli berapa banyak kesepakatan yang dibuat dengan Israel dengan dunia Arab," jelas Muasher.
Ia kemudian melanjutkan, "Jika mereka tak bisa berdamai dengan orang-orang Palestina yang tinggal di antara mereka, maka perdamaian tak akan datang."
(isa/bac)