Konstruksi Jembatan Crimea dibangun oleh perusahaan infrastruktur Stroygazmontazh. Pemilik perusahaan itu, Arkady Rotenberg, adalah orang yang dekat dengan Kremlin.
Rotenberg merupakan lawan Putin kala bermain judo. Ia bahkan sempat dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat karena kedekatannya dengan pemimpin Rusia tersebut.
Rotenburg sendiri menjadi salah satu orang terkaya di Rusia sejak Putin berkuasa. Kekayaannya sebagian besar berasal dari kontrak negara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, pembangunan Jembatan Crimea menuai kritik dari Ukraina, Amerika Serikat, dan Eropa.
Hal ini disebabkan karena Rusia mencaplok Crimea pada 2014 dari Ukraina. Pencaplokan itu berujung pada Rusia mendapatkan kecaman dan sanksi dari AS dan Uni Eropa.
Pihak Ukraina menilai pembangunan jembatan tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional.
Mantan Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin mengatakan Rusia membangun jembatan tanpa tujuan.
"Ini merupakan jembatan antara wilayah Crimea yang diduduki, di mana banyak orang takut dan hilang, dengan Rusia, di mana 1.600 orang bisa ditangkap saat melakukan protes damai selama sehari. Keduanya merupakan jalan yang tak memiliki tujuan," kata Klimkin.
Walaupun demikian, beberapa negara mengakui aneksasi Rusia atas Crimea.
Tak hanya itu, wilayah Crimea juga diisolasi, membuat perusahaan Barat dilarang berbisnis di sana.
Bila melihat sejarah, ide pembuatan Jembatan Crimea pertama kali dicetuskan dalam pemerintahan Tsar Rusia Nicholas II. Namun, pembangunan jembatan ini gagal karena dunia berhadapan dengan Perang Dunia I.
Setelah itu, pemerintahan Nazi Jerman mencoba membangun struktur permanen dalam Perang Dunia II, tetapi digagalkan Tentara Merah Uni Soviet.
Kini, Jembatan Crimea berhasil dibangun oleh Putin, meski menuai protes karena Rusia mencaplok semenanjung itu dari Ukraina, dikutip dari The Independent.
(bac)