Otoritas Arab Saudi menempatkan suhu udara panas jadi ancaman utama kesehatan jemaah haji. Saat ini di Mekah sekitarnya tempat penyelenggaraan ibadah haji, suhu siang hari hampir mencapai 40 derajat celcius.
Deputi Kementerian Kesehatan Publik Arab Saudi Hani Jokhdar mengatakan ancaman suhu panas ini sudah diantisipasi sedemikian rupa jika nanti berdampak pada para jemaah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ancaman suhu panas jadi ancaman nomor satu," kata Jokhdar, Selasa (5/7) di kawasan Mina, Arab Saudi.
Karena itu Kementerian Kesehatan memantau ketat termasuk soal ketersediaan tempat tidur untuk perawatan. Peralatan dan tenaga kesehatan cekatan juga disediakan di beberapa titik.
Pantauan dilakukan di pusat pemantauan Kementerian Kesehatan di Mina. Jika ada insiden dan terpantau, penanganan akan segera dilakukan.
"Kami juga punya program khusus, edukasi untuk para jemaah untuk mengantisipasi suhu panas ini," kata Jokhdar.
Jemaah diimbau untuk menjaga asupan cairan tubuh. Caranya dengan rajin minum, berbekal air, mengurangi kegiatan di luar ruangan, banyak mengonsumsi buah, dan menjaga kesehatan.
Ancaman suhu panas ini bahkan lebih diwaspadai dari Covid-19. Covid hanya ditempatkan di posisi keempat.
Jokhdar mengatakan, semua jemaah haji sudah disyaratkan mendapat suntikan vaksin booster, termasuk para petugas haji.
Lihat Juga : |
Selain itu mereka yang masuk ke Arab Saudi juga wajib PCR dengan hasil negatif.
Kalaupun ada penyebaran, Jokhdar berharap tidak massif dan hanya gejala ringan atau bahkan tanpa gejala.
Di posisi kedua ancaman kesehatan yang diwaspadai adalah potensi cedera jemaah. Jumlah jemaah yang sangat banyak disertai mobilitas tinggi mereka saat melaksanakan ibadah haji dan umrah dan satu tempat ke tempat lain, menurut Jokhdae rentan terjadi insiden yang bisa membuat cedera.
Ancaman lain adalah penyakit-penyakit kritis yang diderita jemaah. Dari mulai diabetes, darah tinggi hingga asma.
Ancaman kesehatan lain para jemaah adalah serangan jantung. Kementerian Kesehatan di musim haji ini akan menggratiskan penanganan untuk serangan jantung jemaah haji.
Hani Jokhdar mengatakan Kemenkes Arab Saudi punya ruang operasional untuk memantau semua rumah sakit dan unit kesehatan.
Dari tempat ini Kemenkes bisa memantau ketersediaan ruang gawat darurat, ICU, ruang tunggu hingga antrean pasien.
"Kami bisa memantau kasus apa yang banyak terjadi di unit gawat darurat," katanya.
Alur ambulans juga terpantau di tempat ini dan bisa diarahkan menuju rumah sakit terdekat dan yang punya ketersediaan tempat tidur.
Rumah sakit yang tersedia juga bisa dipantau untuk segera mengarahkan ambulans mobil atau helikopter yang membawa pasien.
Suhu panas yang jadi ancaman utama jemaah juga terpantau melalui command center ini.
(sur/bac)