Taiwan Percaya Agresi China hingga Rusia Senang Boris Johnson Mundur
Warga Taiwan, Chen Jong-Long, mengatakan sebagian besar warga lokal di wilayah itu sudah terbiasa dengan ancaman militer China.
Berita lainnya adalah soal kegembiraan Rusia Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mundur dari jabatannya.
Berikut tiga berita 24 jam terakhir yang dirangkum dalam Kilas Internasional:
Warga Taiwan: Invasi China Tinggal Tunggu Waktu
Warga Taiwan, Chen Jong-Long, mengungkapkan sebagian besar warga lokal di wilayah itu sudah terbiasa dengan ancaman militer China.
Ia menganggap sebagian besar warga Taiwan percaya cepat atau lambat China akan melancarkan pergerakan militer ke wilayah mereka.
"Bagi warga Taiwan, kekhawatiran terbesar terkait ancaman China itu bukan lagi soal apakah militer Cina akan menginvasi tanah kami atau tidak, ini soal kapan (itu akan terjadi)," ucap Chen kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (5/7).
"Sejak saya kecil, saya sudah tahu bahwa pemerintah China telah menggelontorkan banyak waktu dan sumber daya untuk mempersiapkan potensi perang (dengan Taiwan). Bahkan, sekarang, mereka masih gigih mencari-cari waktu dan tempat yang tepat untuk melancarkan pergerakan militer tersebut," paparnya menambahkan.
Ukraina Terima Kasih ke Johnson Atas Dukungan Lawan Rusia
Ukraina berterima kasih kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson atas dukungan yang diberikan dalam merespons invasi Rusia, Kamis (7/7).
Ucapan terima kasih itu disampaikan oleh penasihat kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak dalam pernyataan Twitter @Podolyak_M.
"Untuk menjadi pemimpin, untuk menyebut Rusia sebagai monster dan mengambil tanggung jawab dalam waktu yang sulit. Menjadi pemimpin, yang pertama tiba di Kyiv, meski mengalami serangan rudal. Terima kasih @BorisJohnson karena menyadari ancaman monster Federasi Rusia dan terus berada di garis depan dalam mendukung Ukraina," ujar Podolyak.
Rusia Senang Boris Johnson Mundur: Kami Juga Tidak Suka Dia
Istana Kepresidenan Rusia Kremlin ikut mengomentari rencana Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengundurkan diri.
Kremlin mengatakan Johnson tidak pernah menyukai Rusia, begitu pula Rusia yang tidak menyukainya.
"Dia (Johnson) tidak suka kita, kami pun tidak suka dia," papar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov dalam konferensi pers di Moskow pada Kamis (7/7).
Menurut Peskov, kabar Johnson akan mundur tak menjadi perhatian Rusia.
(tim/bac)