Selain itu, Rakha menuturkan pemberitaan yang muncul terkait respons China akan kunjungan Pelosi menimbulkan kekhawatiran bagi pelajar Indonesia di Taiwan.
"Namun, kalau kondisinya sempat hadir Nancy Pelosi, saat turun di bandara, itu sempat disambut tidak baik oleh seberang, oleh China. Dan ini membuat rekan-rekan di Taiwan, khususnya pelajar, melihat langsung berita-berita yang sepertinya mengkhawatirkan atas eskalasi yang ada ini," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rakha juga mengungkapkan meski Pelosi disambut dengan meriah di Taiwan, sejumlah masyarakat di pulau itu khawatir kunjungan Pelosi bakal memperburuk hubungan Taiwan-CHina.
"Jadi di Taiwan, ada pro-kontra, tapi lebih banyak yang pro, karena luar biasa sambutannya, penyambutan warga Taiwan juga di Taipei. Namun di sisi lain, [saya] sempat melihat berita yang menyatakan beberapa warga negara Taiwan menyambut ini ke arah negatif, atau lebih was-was terhadap kunjungan Ibu Nancy [Pelosi], apakah ini mungkin akan memperburuk hubungan Taiwan-China, meningkatkan situasi yang sudah ada menjadi eskalasi, dan mereka mengkhawatirkan hal itu," sambung Rakha.
Sementara itu, warga Indonesia lain yang kini berada di Taipei, Derry Yusuf, menilai kunjungan Pelosi ini menghilangkan keraguan di dalam komunitas Taiwan mengenai dukungan AS.
"Situasi Taiwan secara sosial kemasyarakatan cukup terpengaruh dengan langkah politik US terhadap hubungan Taiwan. Warga Taiwan sebelumnya banyak yang meragukan bentuk pembelaan AS terhadap Taiwan dalam konflik Taiwan-China. Keraguan masyarakat Taiwan didasari oleh sikap AS yang dinilai kurang tegas terhadap konflik Rusia-Ukraina," ujar Derry, yang merupakan analis Telekomunikasi The Indonesian Democracy Initiative (TIDI) saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (3/8).
Lihat Juga : |
"Datangnya Nancy Pelosi sebagai Ketua DPR AS secara umum disambut baik, serta memberi harapan dan menunjukkan komitmen AS terhadap keamanan dan pertahanan Taiwan dari ancaman eksternal. [Partai Demokrasi Progresif] DPP sebagai partai penguasa di Taiwan menyambut dengan sangat baik dan menganggap kedatangan ini sebagai dukungan besar terhadap kedaulatan dan pertahanan, terhadap ideologi demokrasi Taiwan," katanya lagi.
Merespons kemungkinan terjadinya invasi di Taiwan, Derry menilai hal itu kemungkinan kecil terjadi.
"Penyerangan atau invasi terhadap suatu wilayah tidak dianggap sebagai pendekatan yang baik dalam budaya China, apalagi Taiwan-China memiliki keterikatan secara etnis untuk sebagian besar masyarakatnya, sehingga penyerangan langsung bukanlah opsi utama bagi China untuk merespon langkah-langkah geopolitik Taiwan-US saat ini," kata Derry.
(pwn/bac)