Negara tetangga Pakistan, Afghanistan juga tengah diterjang banjir. Sejauh ini tercatat 182 orang meninggal.
Reuters melaporkan, banjir menyebabkan kerusakan luas di wilayah tengah dan timur Afghanistan. Ribuan rumah warga dan beberapa jembatan hancur.
Taliban, selaku pemerintah interim Afghanistan pun meminta maaf. Mereka juga meminta uluran tangan komunitas dan organisasi internasional dalam menghadapi banjir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Banjir juga menerjang negara maju seperti Korea Selatan pada awal Agustus lalu. Banjir itu bahkan menerjang kawasan elit di Ibu kota Korsel, Seoul.
Curah hujan saat itu mencapai 100 milimeter. Di distrik Dongjak, curah hujan bahkan sempat mencapai 141,5 mm.
Imbas bencana ini, sembilan orang meninggal dunia, termasuk perempuan dengan disabilitas mental.
Menanggapi banjir itu, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol meminta maaf saat rapat bersama kabinet.
"Saya berdoa untuk para korban dan meminta maaf atas nama pemerintah kepada masyarakat yang mengalami ketidaknyamanan," kata Yoon dikutip Yonhap.
Yoon juga mengatakan pemerintah harus menerapkan langkah-langkah pencegahan agar menghindari kejadian serupa di hari-hari depan.
"Saya percaya kami perlu secara aktif menggunakan teknologi digital mutakhir kami untuk secara konsisten memantau tingkat air di seluruh saluran air, mengadakan simulasi dan segera mengaktifkan sistem peringatan," kata dia lagi.
Hujan deras juga melanda Semenanjung Korea. Sehingga, Korea Utara membuka Bendungan Hwanggang di batas kedua negara tersebut.
Namun, pembukaan pintu air itu tanpa pemberitahuan pihak Korsel. Tindakan tersebut berisiko memicu banjir dan menelan korban jiwa bagi penduduk yang tinggal di sekitar bendungan.
Negara maju lain yang juga mengalami bencana banjir yakni Australia pada Maret lalu.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Banjir Pakistan hingga India Hancurkan Pencakar Langit Ilegal 10 Detik |
Selama sepekan banjir melanda pantai timur Australia, dan salah satu wilayah yang terdampak adalah Sydney.
Imbas banjir itu, sebanyak 20 orang tewas dan puluhan ribu warga mengungsi, demikian dikutip AFP.
Pada April lalu, Malaysia juga sempat diterjang banjir. Imbas bencana ini, lebih dari 70 orang dievakuasi.
Banjir memenuhi Jalan Pengkalan Kampung Nelayan, Telok Gong di Port Klang dan Jalan Perepat, Teluk Panglima Garang di Kuala Langat.
Beberapa bulan sebelumnya, yakni pada Desember 2021, Negeri Jiran juga dihantam banjir parah.
Ketika itu, Malaysia diguyur hujan dengan curah tinggi. Imbas banjir ini, 27 orang tewas dan 70 ribu warga dievakuasi.
Sejumlah pengamat mengatakan banjir itu disebabkan perubahan iklim yang ekstrem. Mereka juga melayangkan kritik atas mitigasi dan penanganan pemerintah yang kacau.
Pada November, Singapura turut diterjang banjir bandang imbas hujan deras dan saluran air tersumbat potongan rumput.
Badan Air Nasional Singapura (PUB) melaporkan banjir di sepanjang 50 meter King's Road di kawasan Bukit Timah. Menurutnya, lokasi ini merupakan titik rawan banjir.
PUB kemudian langsung meninjau lokasi dan menemukan jalur air di sepanjang kawasan itu tersumbat potongan rumput.
(isa/bac)